SajianSedap.com - Saat ini kita sudah mulai menyambut bulan puasa ya.
Saat puasa, timun suri mulai banyak dijual.
Ya, saat bulan puasa tiba banyak sekali pedagang yang menjual timun suri di pinggir jalan.
Timun suri biasanya sering kita olah menjadi es dengan beberapa tambahan topping.
Misalnya jelly, selasih, dan lainnya.
Nah, selain enak untuk buka puasa ternyata timun suri juga kaya akan manfaat loh.
Ya, timun suri ternyata ampuh jadi obat berbagai macam penyakit loh.
Penasarankan penyakit apa saja yang bisa diobati dengan timun suri?
Maka itu mari kita cari tahu jawabannya!
Baca Juga: Kaum Menteng, Lesser-Known Traditional Foods From Rural Indonesia Get Spotlight They Deserve
Manfaat Timun Suri
Menurut Deden Derajat Matra sebagai Dosen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, mengonsumsi timun suri dalam jumlah banyak tidak menimbulkan efek negatif.
Merangkum buku "Timun Suti dan Blewah - Kandungan & Khasiat, Kumpulan Resep Minuman, Panduan Bertanam" (2012) karya Hendro Sunarjono dan Rita Ramayulis, penerbit Penebar Swadaya, berikut delapan khasiat mengonsumsi timun suri bagi tubuh manusia.
1. Mencegah dehidrasi
Berpuasa seharian berisiko terhadap kekurangan cairan.
Berkurangnya cairan disebabkan oleh adanya kehilangan keringat yang akan selalu diikuti dengan kekurangan elektrolit, termasuk kalium.
Karenanya, menjadikan timun suri sebagai salah satu asupan saat buka puasa merupakan hal yang tepat.
Kandungan kalium pada timun suri sangat membantu seseorang untuk mencukupi kebutuhan kaliumnya.
Jika kekurangan cairan tidak segera diatasi, akan menimbulkan rasa lelah, kram otot, hingga berhalusinasi.
2. Baik untuk penderita asam urat
Kandungan air pada timun suri cukup tinggi. Dalam satu buah timun suri mengandung lebih dari sembilan puluh persen air.
Air tersebut dapat menjadi pelarut bagi mineral, vitamin B dan C, asam amino, serta glukosa dan molekul-molekul kecil lainnya sehingga dapat keluar masuk sel dengan baik.
Asam urat yang berlebihan dapat membentuk Kristal dan menyebabkan penyakit gout atau arthritis.
Asam urat dapat larut dalam air sehinggga konsumsi timun suri dapat melarutkan membantu melarutkan sisa metabolik tersebut.
Karena itu, penderita asam urat dianjurkan mengonsumsi timun suri sebagai alternatif kebutuhan air.
3. Berperan dalam penyembuhan luka dan perdarahan di bawah kulit dan gusi
Setiap mengonsumsi 100 gram timun suri, maka kebutuhan harian vitamin C pada seseorang bisa terpenuhi sepertiga bagiannya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Timun suri biasanya dijual dan dikonsumsi dalam keadaan segar. Oleh karena itu, kandungan vitamin C yang ada di dalamnya pun relatif masih utuh.
Vitamin C berkaitan dengan pembentukan kolagen, yaitu senyawa yang memengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat.
Maka kandungan vitamin C pada timun suri dapat membantu menyembuhkan luka pada perdarahan kulit dan gusi.
4. Mengatur kerja jaringan otot
Tubuh manusia membutuhkan mineral makro berupa kalium dalam jumlah lebih dari 100 miligram per hari.
Kandungan pada tiap 100 gram timun suri mampu mencukupi jumlah kebutuhan kalium pada manusia tersebut.
Nantinya, kalium yang dibantu natrium akan mengatur tekanan osmotik dan keseimbangan asam-basa serta cairan sehingga mencegah terjadinya dehidrasi.
Saat keseimbangan tersebut sudah tepat, mineral akan berperan mengatur kerja jaringan otot, terutama otot jantung.
Selain itu, kalium dalam timun suri juga berperan menghantar impuls-impuls saraf sehingga mencegah terjadinya kram dan kejang otot.
5. Membantu berlangsungnya berbagai proses normal dalam tubuh
Kandungan kalsium dan fosfor dalam timun suri mampu membantu berlangsungnya berbagai proses nornal, terutama pembentukan tulang dan gigi.
Selain itu, kalsium dalam timun suri juga dapat membantu mengatur pembekuan darah dan kontraksi otot.
Bila asupan kalsium dalam darah kurang dari normal, otot tidak akan bisa mengendur setelah kontrksi sehingga akan kaku dan kejang.
6. Aman bagi penderita diabetes
Timun suri memiliki indeks glikemik yang rendah karena kandungan gula yang dimiliki berupa fruktosa.
Selain itu, pada timun suri terkandung serat yang dapat memperlambat pengosongan lambung dan mengurangi absorbs gula sehingga tidak segera meningkatkan kadar glukosa darah.
Namun, perlu diperhatikan saat menambahkan gula saat mengolah timun suri. Penambahan gula atau bahan manis lainnya bagi penderita diabetes hanya boleh dalam jumlah terbatas.
Perasa manis lebih aman, disarankan mengambil rasa manis dari sari buah asli seperti sari melon atau sari jeruk.
Baca Juga: Jangan Sembarangan, Begini Tips Mudah Memilih Timun Suri yang Pulen dan Wangi Aromanya
7. Membantu menormalkan kadar lemak dan kolestrol darah
Selain zat gizi yang sudah disebutkan, timun suri juga mengandung banyak senyawa, salah satunya adalah polifenol.
Pada timun suri, polifenol berperan sebagai senyawa pemberi warna.
Kandungan polifenol berhubungan positif dengan aktivitas antioksidan, antivirus, dan antimikroba.
Selain itu, senyawa ini juga dapat membantu menormalkan kadar lemak dan kolestrol darah.
8. Meningkatkan perlindungan tubuh terhadap berbagai bentuk penyakit ganas
Selain antioksidan yang dihasilkan tubuh secara alami, manusia juga membutuhkan antioksidan dari luar berupa vitamin A, E, C, mineral selenium dan zink, serta senyawa fitokimia.
Senyawa fitokimia pada timun suri berfungsi untuk perlindungan tubuh terhadap berbagai bentuk penyakit ganas serta dapat meningkatkan ketahanan terhadapa penyakit kardiovaskular.
Contoh penyakit kardiovaskular seperti atherosclerosis, serangan jantung, dan stroke.
Fitokimia juga dapat memberi perlindungan terhadap penglihatan manusia dengan mencegah terjadinya katarak, menghambat penuaan dini, serta meningkatan kemampuan sistem imun.
Cara Memilih Timun Suri
Berikut lima tips memilih timun suri yang baik yang bisa Anda coba seperti dikutip dari Tribun Travel:
1. Perhatikan Warna Tmun Suri
Tips pertama yang bisa Anda coba untuk memilih timun suri yang baik adalah dengan memperhatikan warnanya.
Jika biasanya Anda menghindari membeli timun suri yang kulitnya sedikit retak, mulai sekarang pilihlah timun suri yang memiliki kulit retak.
Timun suri yang memiliki retakan justru menandakan jika dia sudah matang di pohonnya.
Retakan tersebut muncul karena buahnya membesar dan mengembang sehingga memaksa kulitnya untuk robek.
Tapi perlu diperhatikan, retakan pada timun suri harus bersih dan tidak layu.
Karena hal tersebut menandakan timun suri masih segar.
2. Perhatikan Tingkat Kematangan
Timun suri yang baik untuk diolah tentu saja yang sudah matang, tapi Anda juga harus memperhatikan tingkat kematangannya.
Pastikan Anda memilih timun suri yang harum, matang, lembut, tapi teksturnya masih renyah.
Hindari membeli timun suri yang lembek dan terlalu matang karena akan hancur saat dicampurkan ke dalam minumanmu.
3. Perhatikan Aroma Timun Suri
Salah satu cara termudah untuk mengetahui apakah timun suri sudah matang atau belum adalah dari aromanya.
Jika timun suri mengeluarkan aroma harum yang manis dan menyegarkan, tandanya timun suri tersebut sudah siap panen dan enak untuk diolah.
Tapi jika timun suri tidak mengeluarkan aroma apa pun, bisa jadi timun suri tersebut masih mentah dan keras.
Baca Juga: Hanya Ada Saat Bulan Puasa, Enggak Nyangka Ini Manfaat Timun Suri yang #SahabatBuah Harus Tahu!
4. Jangan Tertipu Warna Kulit Timun Suri
Kebanyakan orang berpikir jika timun suri yang sudah matang memiliki warna kulit yang kuning.
Padahal sebenarnya anggapan tersebut tak selalu benar.
Ada timun suri yang memang tetap berwarna hijau meskipun sudah matang.
Jadi jika Anda menemukan timun suri berwarna hijau tapi memiliki ciri poin-poin sebelumnya, Anda bisa membeli timun suri tersebut.
5. Simpan Timun Suri di Dalam Kulkas
Jika Anda tidak akan langsung memakai timun suri, sebaiknya Anda menyimpan timun suri tersebut di dalam kulkas agar tetap segar dan tahan lama.
Hindari menyimpan timun suri dalam suhu ruangan karena hanya akan membuat timun suri cepat layu dan busuk.
Baca Juga: Diburu Saat Bulan Puasa, Ini 8 Manfaat Timun Suri Bagi Kesehatan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, 8 Manfaat Timun Suri untuk Kesehatan
Source | : | kompas |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR