SajianSedap.com - Menstruasi memang sudah hampir pasti dialami semua wanita.
Bahkan, kita bisa mengecek kondisi kesehatan kita dari siklus menstruasi ini, lo.
Mulai dari lama waktu, kondisi saat menstruasi sampai darah yang keluar.
Ternyata, kita harus curiga kalau darah seperti ini keluar saat menstruasi.
Bisa jadi tanda ada penyakit mematikan yang bersarang dalam tubuh.
Yuk, mari kita simak.
Ciri Menstruasi Tidak Normal
Dokter Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia menyebutkan, ada beberapa ciri menstruasi tak normal.
Mulai dari siklusnya yang terlalu pendek atau terlalu lama hingga volume darah menstruasi yang berlebihan.
1. Menstruasi terlalu jarang
Mery menjelaskan, menstruasi normal setidaknya terjadi setiap 21-30 hari sekali.
Namun menstruasi yang tidak normal jumlahnya bisa sangat sering maupun sangat jarang.
"Ada oligomenore, yaitu menstruasi yang lebih jarang. Lebih dari 35 hari, bahkan bisa dua bulan baru ada." Demikian dikatakan Mery seusai peluncuran Betadine Feminine Wash & Wipes di Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Namun, hal itu tak berlaku bagi anak remaja yang baru menstruasi.
Menurut dia, beberapa anak remaja kadang masih memiliki jadwal menstruasi yang kurang rutin.
Hal itu disebabkan belum stabilnya siklus hormonal mereka.
2. Darah menstruasi terlalu banyak
Mery menuturkan, volume darah menstruasi biasanya hanya sekitar 40cc atau sekitar tiga sendok makan dalam sehari.
Cara mudah untuk mengetahui apakah darah menstruasi kita tergolong banyak atau tidak adalah melihat kebiasaan di malam hari.
"Jika kita terbangun waktu malam harus mengganti pembalut." "Itu sebenarnya sudah salah satu indikator atau setiap satu jam harus ganti," tutur dia.
3. Warna darah menstruasi
Darah menstruasi bervariasi warnanya bergantung pada fase yang dilalui.
Mery mencontohkan pada awal menstruasi, seringkali darah berwarna merah dan menjadi kecoklatan menuju berakhirnya fase menstruasi.
Namun, hal yang perlu dikhawatirkan adalah jika warna darah cenderung ekstrim.
"Misalnya darah menjadi merah campur kehitaman, atau pucat sekali juga bisa karena anemia," tutur dia.
4. Rasa sakit saat menstruasi
Setiap menstruasi hampir pasti mengalami sakit.
Namun, rasa sakit yang berlebihan saat menstruasi tak boleh diabaikan begitu saja.
Menstruasi yang tidak disertai dismenore atau rasa sakit menurutnya tak perlu dikhawatirkan karena cenderung normal.
Sebaliknya, jika rasa sakit membuat kita bahkan tak bisa bergerak, maka perlu diperiksakan ke dokter.
"Sakit itu faktor hormonal, tidak semua mengalami dismenore."
"Justru tidak normal kalau sakitnya berlebihan seperti sampai guling-guling, itu perlu konsultasi ke dokter."
"Takutnya ada kista atau sesuatu pada rahim," kata Mery.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Benarkah Minum Air Es Saat Menstruasi Berbahaya?
Kanker serviks merupakan momok menakutkan bagi banyak wanita.
Apabila tidak dideteksi segera, penyakit ini bisa menghilangkan nyawa kita.
Namun, ternyata ada beberapa kabar yang beredar yang membuat wanita menjadi khawatir.
Salah satunya adalah tentang meminum air es saat menstruasi bisa sebabkan penyakit mematikan ini.
Menstruasi yang dialami wanita setiap bulannya buat tubuh akan mengalami perubahan hormon estrogen dan progesteron.
Sebagian akan mengalami beberapa keluhan, seperti tubuh lelah, perut nyeri, lemas, sakit kepala, dan sejenisnya.
Karena hal itu, wanita biasanya akan lebih menjaga dalam mengonsumsi makanan dan minuman selama masa menstruasi.
Salah satu minuman yang disebut-sebut dapat memperparah keadaan saat menstruasi adalah minuman dingin atau air es.
Bahkan ada juga yang beranggapan bahwa minum es saat menstruasi penyebabkan kanker serviks.
Sebagian wanita yang mempercayai hal itu menganggap bahwa es akan membuat dinding rahim membeku.
Sehingga dalam jangka panjang, akan timbul gejala yang menyebabkan kanker serviks.
Tapi, apakah hal tersebut benar adanya?
Melalui kanal Youtubenya, Dokter Reisa Broto Asmoro rupanya menjelaskan mengenai hal tersebut.
Menurut dr Reisa, rupanya minuman dingin tidak berpengaruh terhadap kelancaran atau terhambatnya proses menstruasi seseorang.
Dr Reisa menjelaskan bahwa proses menstruasi dan proses pengolahan minuman yang masuk ke dalam tubuh berada di tempat yang berbeda.
"Yang namanya menstruasi itu kan adanya di sistem reproduksi,
sedangkan yang namanya makanan dan minuman itu ada di sistem pencernaan. Jadi nggak ada sangkutannya," jelasnya sambil tersenyum.
Lebih lanjut, dr Reisa masih menjelaskan mengenai ketidakmungkinan air minum yang berpengaruh pada wanita menstruasi.
"Apalagi kalo kita minum dingin nih, masuk ke mulut kita. Lalu masuk ke tubuh, udah mulai hangat.
Masuk ke lambung akan dihangatkan lagi sesuai dengan suhu tubuh kita. Jadi yang terjadi saat masuk tubuh kita jadi anget deh, jadi biasa aja suhunya," ungkapnya.
Jadi menuruti presenter dr OZ tersebut, air dingin memang tidak ada kaitannya dengan menstruasi, apalagi sampai terkena kanker serviks.
Dokter Reisa pun menambakan bahwa kanker serviks memang kanker yang paling membahayakan bagi wanita, namun ia yakin bahwa minum air es saat menstruasi tidak dapat menyebabkan kanker.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa penyebab kanker serviks ternyata karena infeksi HPV.
"Semua jenis kanker itu kebanyakan belum ada yang diketahui penyebabnya.
Namun kanker serviks itu satu-satunya kanker yang bisa diketahui penyebabnya yaitu karena infeksi HPV," paparnya.
"Jadi kalau virus HPV ini menginfeksi di mulut rahim itu kemudian akan menyebabkan kerusakan sel-sel di area tersebut. Dan itu akhirnya menyebabkan sel-sel yang bermutasi menjadi sel kanker," lanjut dr Reisa.
Terakhir, dr Reisa mengatakan jika seseorang sudah terindikasi terjangkit kanker serviks, maka solusi yang disarankan adalah vaksinasi HPV.
Nah, terjawab sudah mengenai mitos minum air es bisa sebabkan kanker serviks.
Daripada bingung, mulai sekarang kita harus cerdas memilah dan memilih fakta mengenai penyakit kepada ahlinya ya Sase Lovers!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cermati Ciri-ciri Menstruasi yang Tak Normal"
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR