Sajiansedap.com - Apakah anda suka meminum teh?
Jika iya ada hal yang perlu anda perhatikan mulai sekarang.
Jangan langsung membuang teh bekas ke tong sampah.
Teh bekas dipercaya bisa membantu kita mengusir tikus yang berkeliaran di rumah.
Jadi tidak perlu habis biaya lebih untuk beli perangkap tikus lagi.
Berikut ini cara benar menggunakan teh bekas untuk mengusir tikus agar tidak kembali.
Jangan lupa dicoba di rumah ya!
Mengusir Tikus Dengan Teh Bekas
Selama ini anda pasti berpikir kalau kantong teh bekas sudah tidak bisa dipakai lagi.
Padahal, anda masih bisa memanfaatkannya untuk hal lain, lo.
Salah satunya untuk mengusir tikus dari rumah.
Melansir dari greenmatters.com, kantong teh bekas rupanya bisa mengusir hama tikus yang ada di rumah.
Hal itu lantaran kantong teh memiliki aroma yang dibenci oleh tikus.
Cara menggunakannya pun mudah sekali.
Anda ukup meletakkan kantong teh basah di area-area yang sering dilewati tikus.
Akan tetapi, usahakan kantong tehnya tetap basah ya.
Apabila sudah kering, ganti dengan yang baru.
Sebab, kantong teh basah memiliki aroma yang lebih kuat ketimbang yang kering.
Selain untuk mengusir tikus, kantong teh bekas bisa digunakan untuk keperluan lain, Moms.
Merangkum dari Times of India, berikut ini manfaat kantong teh bekas yang jarang diketahui orang:
Menghilangkan bau badan
Membersihkan kaca jendela
Pengharum ruangan
Menghilangkan bau karpet dan sepatu
Menyuburkan tanaman
Nah, itu dia cara mengusir tikus dari rumah dengan kantong teh bekas. Tertarik mencoba?
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Kondisi Orang Sebaiknya Tidak Minum Teh Hijau
Dilansir dari Stylecraze, berikut ini beberapa kondisi orang sebaiknya tidak minum teh hijau karena bisa membahayakan kesehatan.
1. Anemia
Anemia mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia.
Hal ini disebabkan karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah.
Studi penelitian menunjukkan bahwa minum terlalu banyak teh hijau setiap hari dapat menyebabkan kekurangan zat besi, yang menyebabkan anemia dan/atau jumlah sel darah merah yang rendah.
Matam Vijay-Kumar, asisten profesor Penn State, menjelaskan bahwa katekin teh hijau tertentu, EGCG (epigallocatechin gallate), berikatan dengan zat besi yang mengurangi efisiensi EGCG sebagai antioksidan kuat dan juga menghalangi penyerapan zat besi.
Dr Matam juga menyarankan penderita IBD (enyakit autoimun radang usus) untuk tidak mengonsumsi teh hijau saat mengonsumsi suplemen zat besi.
Ini karena EGCG teh hijau yang terikat besi kehilangan kapasitas untuk menghambat myeloperoxidase (enzim pemicu peradangan).
Ini dapat menyebabkan peradangan dan sakit perut, yang semakin memperburuk IBD.
2. Sedang Mengonsumsi Obat-obatan
Kafein dalam teh akan dipecah dalam tubuh dan dibuang, tetapi obat-obatan antibiotik tertentu, antidepresan, antikoagulan, obat anestesi, dan pil KB menghambat kafein terpecah.
Akibatnya, kafein terus berada di dalam tubuh, menyebabkan kegelisahan, peningkatan detak jantung, dan, dalam beberapa kasus, aritmia.
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin K dalam teh hijau menghambat efek Warfarin, obat antikoagulan (anti pembekuan darah).
3. Orang Hamil
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum teh hijau berlebih selama kehamilan dapat berdampak negatif pada ibu dan bayi yang baru lahir. Mengkonsumsi lebih dari 300 mg kafein per hari meningkatkan risiko hipertensi selama kehamilan.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa kafein dan tanin dalam teh hijau dapat menurunkan kadar asam folat. Asam folat, vitamin B yang larut dalam air, mencegah keguguran dan cacat lahir seperti spina bifida. Meskipun tidak ada risiko keseluruhan yang terkait dengan asupan teh, efek anti-folat dari teh (hijau) perlu dipelajari lebih lanjut.
Selain itu, minum teh hijau secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana teh hijau dapat menyebabkan efek ini.
Namun, EGCG ditemukan untuk mencegah cacat tabung saraf yang diinduksi diabetes ibu. Oleh karena itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi teh hijau selama kehamilan.
4. Hipokalemia
Hipokalemia ditandai dengan rendahnya kadar kalium dalam darah. Kalium penting untuk kontraksi otot dan fungsi protein tubuh.
Minum terlalu banyak teh hijau dapat menurunkan kadar kalium, yang menyebabkan kelemahan otot.
Pasien dengan hipokalemia (kadar kalium rendah) disarankan untuk mengurangi konsumsi teh hijau mereka. Perubahan ini memungkinkan kadar potasium mereka kembali normal setelah beberapa hari.
Para peneliti juga menemukan bahwa sifat penurun kalium dan kalsium teh hijau mungkin memiliki efek pra-kejang (tremor otot dan epilepsi).
Baca Juga: Mari, Sulap Tahu Jadi Hidangan Anti Bosan Dengan Resep Pepes Tahu Teri Medan Ini
Studi lain menunjukkan bahwa mengkonsumsi lebih dari 200 mg teh hijau per hari dapat meningkatkan risiko dan frekuensi kejang, meskipun penelitian tertentu menunjukkan bahwa kafein meningkatkan risiko kejang, penelitian lebih lanjut diperlukan. Namun, kafein ditemukan mengurangi khasiat obat untuk pengobatan epilepsi.
Beberapa temuan lain melaporkan peningkatan frekuensi kejang pada individu setelah meningkatkan asupan kafein.
5. Menjalani pengobatan Warfarin
Warfarin adalah obat anti-pembekuan darah yang umum diberikan untuk mengobati pembekuan darah dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa kafein teh hijau menghalangi aksi Warfarin.
Penelitian menunjukkan bahwa kafein menghambat metabolisme Warfarin.
Jadi, orang yang menjalani pengobatan Warfarin harus menghindari produk kaya kafein seperti ekstrak teh hijau atau teh hijau dalam jumlah berlebihan.
Vitamin K dalam teh hijau juga menghambat Warfarin.
Baca Juga: Mari, Sulap Tahu Jadi Hidangan Anti Bosan Dengan Resep Pepes Tahu Teri Medan Ini
Artikel telah ditayangkan di nakita dengan judul, Jangan Mau Isi Dapur Diacak-acak Terus, Ternyata Barang Bekas yang Sering Dibuang Ini Bisa Bikin Tikus Lari Terbirit-birit dari Rumah, Begini Triknya
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR