Sajiansedap.com - Setiap ibu rumah tangga pasti menghabiskan waktunya di dapur untuk memasak.
Memberikan makanan untuk keluarga tercinta tentu menjadi kebahagiaan tersendiri.
Namun yang bikin makan hati adalah ketika gas di rumah jadi cepat habis.
Hal ini tentu sangat menjengkelkan karena akan mengeluarkan biaya mahal untuk beli baru.
Ternyata ada kebiasaan sepele yang menyebabkan gas di rumah cepat habis loh.
Apakah anda melakukannya?
Berikut ini ulasan lengkap yang harus anda ketahui.
Kebiasaan Sepele yang Bikin Penggunaan Gas Jadi Boros
Yuk, cari tahu kebiasaan sepele yang bikin gas elpiji jadi 5 kali lebih boros ini.
1. Kompor tak pernah dibersihkan
Saluran gas yang kotor mengakibatkan api yang dihasilkan tidak berwarna biru.
Kalau api tidak biru, artinya panas yang dihasilkan tidak maksimal.
Dengan panas yang tidak maksimal tentu saja waktu memasak bertambah lama.
Dan, gas pun lebih banyak terpakai.
Kompor gas harus dibersihkan minimal 4 bulan sekali, lo.
2. Tidak menggunakan selang gas yang baik
Gas bersifat menekan ke segala arah, itu sebabnya dibutuhkan selang yang baik, yang minimal memiliki kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi.
Kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi ini sesuai dengan sifat menekan gas yang memang mencapai 500 psi.
Jika selang yang kita gunakan tidak memiliki kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi, maka selang akan cepat kendor.
Akibatnya gas dapat keluar melalui sela-sela selang dan gas jadi cepat habis.
3. Salah menggunakan perangkat masak
Memang di pasaran banyak panci dan wajan yang berbahan aluminium yang harganya lebih murah, juga yang berbahan enamel yang tampilannya lebih cantik.
Tapi, sebenarnya kedua jenis logam tersebut bukan penghantar panas yang baik.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Penghantar panas terbaik adalah stainless steel.
Dengan menggunakan perangkat masak berbahan stainless steel makanan akan lebih cepat matang sehingga kita jadi tidak boros gas.
4. Perangkat masak ukurannya tidak sesuai dengan porsi makanan
Kalau porsi makanan yang akan dimasak kecil, jangan menggunakan panci atau wajan yang besar.
Sebab, panci dan wajan yang besar membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi panas.
Sehingga, penggunaan gas juga jadi lebih banyak.
5. Terlalu sering masak bahan makanan boros gas
Bahan makanan paling boros menggunakan gas adalah daging, terutama yang bertulang seperti buntut atau iga.
Jadi, jika kita hendak memasak daging, sebaiknya manfaatkan pressure cooker.
Sebagai perbandingan, memasak buntut atau iga sampai empuk tanpa menggunakan pressure cooker biasanya membutuhkan waktu hingga 2 jam.
Sementara dengan menggunakan pressure cooker, 50 menit sudah empuk.
Cara Masak Hemat Kompor Gas
1. Memakai bumbu jadi
Dalam acara Beranda Pak RT yang tayang pada Senin (20/7/2020) di TVRI, Chef Stefu menyarankan untuk membeli bumbu jadi.
“Daripada kita bikin bumbu, lebih baik beli bumbu jadi," kata chef Stefu.
"Karena tidak ada proses memasak bumbu sampai matang, jagi lebih irit,” tambahnya.
“Nah ini kita kan memotong proses. Kita enggak perlu memasak pakai gas lagi untuk mematangkan bumbu,” sambung dia.
Dengan membeli bumbu jadi di pasar, kamu bisa langsung mencampurkan aneka bahan makanan dengan bumbu.
Menggunakan bumbu jadi juga dapat memangkas waktu karena kita tidak perlu membersihkan, mengupas, dan memasak bumbu dasar terlebih dahulu.
Baca Juga: Resep Serabi Solo Toping Duren yang Super Harum Dan Ini Bisa Jadi Inspirasi Menu Sarapan Besok
2. Memasak sekali dalam sehari
Selain menggunakan bumbu jadi, kamu juga bisa mengurangi jumlah berapa kali kamu memasak dalam sehari.
Misalnya, setiap hari kamu biasanya harus memasak sekitar 2-3 kali setiap mau makan.
Kamu bisa mengakalinya dengan hanya memasak satu kali saja di pagi hari agar tidak ada penggunaan gas berkali lipat dalam sehari.
Caranya, kamu bisa memasak berbagai bahan makanan menggunakan bumbu dasar yang sama.
“Prinsipnya kalau mau hemat selama pandemi, satu itu masak sekali aja."
"Masak agak banyak kemudian kita simpan di kulkas atau kita bekukan," jelas Setfu.
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR