SajianSedap.com - Air kencing atau urine merupakan salah satu cairan tubuh yang dikeluarkan secara alami untuk membuang racun atau kotoran dari tubuh.
Secara alami, tubuh akan mengeluarkannya sendiri dan memberikan sinyal saat akan mengaluarkannya.
Nah, jika Anda perhatikan, warna urin selalu berbeda-beda, tergantung makanan ataupun kondisi tubuh seseorang.
Urine yang jernih atau bening kerap menjadi tolak ukur mengani sehat atau tidaknya tubuh terutama ginjal.
Namun, berbeda dari anggapan kebanyakan orang, urine yang jernih atau bening ternyata justru bisa menjadi pertanda suatu penyakit.
Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Mengapa Urine Berwarna Jernih atau Bening
Siapa sangka warna urine yang bening atau jernih bisa menjadi pertanda penyakit.
Tenang, jangan panik terlebih dahulu.
Berikut ini adalah beragam kondisi lain, termasuk penyakit yang bisa menjadi penyebab urine jernih:
1. Hidrasi berlebih
Merangkum Medical News Today, urine jernih juga bisa menunjukkan bahwa seseorang terlalu terhidrasi.
Jika seseorang mengonsumsi banyak cairan sepanjang hari (overhidrasi), mereka mungkin memiliki terlalu banyak air dalam sistem peredaran darah atau di dalam jaringan dan rongga tubuh.
Ketika ini terjadi, mereka dapat secara tidak sengaja mengencerkan darah mereka dan menurunkan kadar garam dan elektrolit esensial mereka.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, seseorang dapat mengalami hiponatremia.
Hiponatremia adalah kondisi yang berpotensi mengancam nyawa di mana otak membengkak karena kekurangan garam dalam tubuh.
Menurut penelitian pada 2014, hiponatremia dapat terjadi karena asupan air yang berlebihan atau karena ginjal tidak memproses air dengan cukup cepat.
2. Diabates mellitus
Urine jernih bisa juga menjadi pertanda penyakit diabetes, terutama jika urine berjumlah banyak dan jernih.
Diabetes terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah (glukosa) dan oleh karena itu tidak dapat menggunakan gula dengan benar untuk energi.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Penderita diabetes sering kali mengalami rasa haus yang berlebihan dan merasa ingin sering kencing.
Buang air kecil berlebih berasal dari ginjal yang mencoba membuang gula dan cairan ekstra. Tanpa pengobatan, diabetes bisa mengancam nyawa.
Namun, dokter dapat dengan mudah mendiagnosisnya dengan tes darah, dan ada banyak pilihan pengobatan.
3. Diabetes insipidus
Urine jernih juga dapat menjadi tanda penyakit diabetes insipidus.
Diabetes insipidus adalah kondisi langka yang terjadi ketika ginjal menghasilkan urine dalam jumlah yang sangat banyak.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, kebanyakan orang mengeluarkan sekitar 1-2 liter urine per hari.
Seseorang dengan diabetes insipidus mengeluarkan sekitar 3-20 liter urine setiap hari.
Meski disebut diabetes, orang yang hidup dengan diabetes insipidus sebenarnya tidak memiliki masalah dengan kadar gula darahnya.
Sebaliknya, ginjal mereka tidak dapat menyeimbangkan cairan dengan benar, dan tubuh mereka mungkin membuat mereka merasa lebih haus dari biasanya untuk membantu mengganti cairan yang hilang.
4. Gangguan ginjal yang mendasari
Jika ginjal rusak atau terinfeksi, seseorang dapat mengalami buang air kecil yang tidak normal, termasuk buang air kecil yang jernih.
Ketika mengalami kondisi tersebut, seseorang mungkin juga akan memiliki gejala lain, seperti nyeri saat kecil atau demam.
Serangkaian kondisi langka yang dikenal sebagai sindrom Bartter atau pemborosan kalium, juga dapat menyebabkan seseorang sering buang air kecil.
Jika mereka minum lebih banyak sebagai kompensasi, urine mereka mungkin jernih.
5. Mengasup diuretik
Mengasup diuretik adalah kemungkinan penyebab lain dari urine jernih.
Obat-obat ini menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak air seni untuk mengeluarkan garam dan air ekstra.
Jika seseorang menggunakan diuretik, itu dapat menyebabkan buang air kecil berlebihan yang mungkin sangat pucat atau jernih.
6. Kehamilan
Wanita dapat mengalami diabetes insipidus dalam kehamilan yang disebut diabetes insipidus gestasional.
Ini dapat terjadi ketika plasenta wanita membuat enzim yang menghancurkan vasopresin, hormon yang dapat memengaruhi pengeluaran urine.
Bisa juga terjadi ketika hormon tertentu mengganggu fungsi vasopresin.
Sebagian besar kasus diabetes insipidus gestasional ringan dan akan hilang saat wanita tidak lagi hamil.
Apakah Harus Lakukan Pengobatan?
Melansir Health Line, seseorang perlu mencari pertolongan medis jika urine yang dikeluarkan selalu jernih dan buang air kecil lebih banyak dari biasanya selama lebih dari dua hari.
Gejala lain yang memerlukan perhatian dokter meliputi:
Jika Anda baru saja mengalami infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau jenis cedera ginjal lainnya, Anda juga harus menghubungi dokter jika urine Anda terlihat sangat jernih.
Perawatan untuk urine yang tidak berwarna dan jernih akan bergantung pada penyebab yang mendasari.
Misalnya, jika Anda minum terlalu banyak air secara teratur, mengurangi jumlah air yang Anda minum dapat membantu.
Urine bening yang berhubungan dengan diabetes mellitus sering diobati dengan pemberian obat oral atau insulin, hormon yang membantu tubuh menggunakan gula darah dengan lebih efektif.
Insulin membantu jaringan tubuh memindahkan glukosa ke sel-sel yang dibutuhkan dan menjaga kelebihan gula keluar dari aliran darah yang dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil.
Penyebab lain dari urine tidak berwarna perlu diidentifikasi dan ditangani dengan baik, sehingga komplikasi ginjal dan masalah kimiawi darah dapat dihindari.
Jadi sebaiknya cek kondisi Anda.
Jika mempunyai riwayat diabetes,s ebaiknya segera periksakan diri.
Ingat, pengobtan terbaik adalah pencegahan yang dilakukan sejak dini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Penyebab Urine Jernih, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Sakit Ginjal
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR