SajianSedap.com - Siapa yang suka banget masak cumi di rumah ?
Pasti banyak dari para ibu yang menjadikan cumi sebagai salah satu bahan masakan utama keluarga.
Cumi memang tergolong mudah dimasak dan gampang juga dibuat jadi masakan enak.
Tapi, tahukah kamu kalau cumi sebaiknya tidak dimasak dengan 2 bahan ini.
Efeknya bisa bahaya banget.
Jangan sampai nyesel karena baru tahu.
1. Santan
Cumi-cumi sering dikaitkan disebut makanan yang tinggi kolesterol.
Bagaimana faktanya?
Melansir Healthline, produk hewani adalah satu-satunya sumber makanan kolesterol.
Namun, cumi-cumi sebetulnya rendah lemak jenuh.
Tapi, proses pengolahan cumi-cumi justru membuat lemak jenuh jadi meningkat.
Terutama saat cumi-cumi diolah dengan cara digoreng atau dimasak dengan santai seperti gulai.
Saat itulah, lemak total dan kandungan lemak jenuhnya kemungkinan naik.
Nah, orang-orang yang memiliki kolesterol tinggi biasanya dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans.
Menurut informasi nutrisi Departemen Pertanian AS, porsi 100 gram cumi-cumi mengandung sekitar 263 miligram kolesterol.
Melansir Livestrong, batas konsumsi kolesterol harian adalah 300 miligram per hari.
Artinya, 100 gram cumi-cumi memenuhi hampir 90 persen kebutuhan kolesterol harian kita sehingga kita perlu berhati-hati, terutama bagi orang dengan riwayat penyakit jantung atau kolesterol tinggi.
Sedangkan, santan sendiri termasuk bahan makanan sumber lemak.
Namun, santan termasuk lemak yang baik.
Terkait rumor konsumsi santan bisa memicu kolesterol tinggi, hal itu sebenarnya akibat dari pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.
Misalnya saja cumi.
Karenanya, sebaiknya jangan masak cumi dengan santan lagi mulai sekarang.
Lebih baik cumi dibakar atau ditumis dengan aneka sayuran sehingga kandungan kolesterolnya bisa seimbang.
2. Bahan Tinggi Kolesterol Lain
Biasanya, cumi sering dicampurkan dengan sumber protein hewani lainnya, misalnya udang atau telur puyuh.
Nah, sebenarnya cumi sebaiknya tidak dicampurkan lagi dengan protein hewani yang tinggi kolesterol tersebut, lo.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Pasalnya, kita jadi mengonsumsi makanan tinggi kolesterol secara tak terkontrol.
Diketahui kalau dalam 85 gram udang, terkandung kolesterol sebesar 166 miligram dan ini melebihi 50 persen kebutuhan harian.
Melansir Livestrong, batas konsumsi kolesterol harian adalah 300 miligram per hari.
Telur puyuh juga tak kalah tinggi kolesterol.
Satu sajian berisi lima butir telur puyuh mengandung jauh lebih banyak kolesterol, yakni 422 miligram.
Coba bandingkan dengan satu sajian telur ayam yang cuma 211 miligram.
Jadi, sebaiknya kita harus lebih awas memadu-madankan campuran masakan cumi di rumah, ya.
Ciri-ciri Cumi yang Berbahaya
Hal ini karena membedakan cumi-cumi yang masih segar dan sudah lama membutuhkan ketelatenan.
Ketika memilih cumi-cumi, ada hal yang harus benar-benar diperhatikan agar tidak salah pilih ketika membelinya.
Anda harus mengetahui tips memilih cumi-cumi segar dengan mengetahui ciri-ciri cumi berbahaya berikut ini.
1. Cumi-cumi berlendir
Cumi-cumi segar memiliki tekstur yang kenyal.
Oleh karena itu jangan membeli yang berair, apalagi berlendir.
Cumi-cumi yang berlendir menandakan tidak segar.
2. Warna kusam
Ketika memilih cumi-cumi, pastikan memilih cumi-cumi yang masih segar.
Untuk cumi-cumi segar, pilihlah yang berwarna putih dengan bercak cokelat kemerahan.
Perlu anda ketahui, cumi-cumi yang sudah lama memiliki kulit berwarna merah muda, serta dagingnya berwarna kuning.
3. Kulit ari yang rusak
Jangan pilih cumi-cumi yang kulit arinya sudah terkelupas atau rusak, karena ini tanda cumi sudah tak segar.
Pilih cumi-cumi yang kulit terluarnya tidak robek dan hancur, masih utuh dan tidak mudah rusak ketika dicubit.
4. Bau menyengat
Hindari juga cumi yang baunya menyengat, terlalu amis atau bahkan bau busuk.
Cumi-cumi segar tidak mengeluarkan aroma amis.
Oleh karena itu, pilihlah cumi-cumi beraroma laut yang segar.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR