SajianSedap.com - Roti tawar adalah pilihan praktis saat sarapan pagi.
Selain itu, roti dengan tambahan topping bisa mengenyangkan dan rasanya juga lezat.
Beberapa topping tambahan seperti selai, susu, atau mentega menambah rasa pada roti tawar yang dikonsumsi.
Namun sama seperti makanan lainnya, topping yang digunakan tidak boleh dikonsumsi terlalu sering karena berisiko terhadap kesehatan tubuh.
Bahkan topping berikut ini yang banyak menjadi favorit orang juga bisa menyebabkan penyakit mematikan seperti GERD yang dapat menyebabkan serangan jantung hingga mengancam nyawa.
Penasaran topping apa itu?
Simak ulasannya berikut ini agar Anda bisa mengurangi setelah tahu bahayanya.
Bahaya Makan Selai Kacang
Berikut sederet bahaya konsumsi selai kacang terlalu banyak, seperti dirangkum dari laman Eatthis.com via Grid.ID.
1. Hipertensi
Selai kacang komersial mengandung banyak zat aditif, jika dimakan bersama-sama, dapat meningkatkan kemungkinan terkena hipertensi.
"Banyak merek selai kacang yang terkenal sarat dengan gula tambahan, garam, dan minyak terhidrogenasi," kata Shena Jaramillo MS, RD.
"Ini berpotensi menyebabkan hipertensi jika dikonsumsi secara berlebihan. Mereka yang memiliki kondisi seperti diabetes juga harus mewaspadai kandungan gula di beberapa merek selai kacang,” lanjutnya.
2. Kenaikan berat badan
"Selai kacang dalam jumlah sedang dan mengandung lemak tak jenuh yang menyehatkan jantung, bersama dengan beberapa serat, protein, dan vitamin," kata Dr. Lisa Young, PhD, RDN.
Namun, itu juga mengandung sejumlah besar kalori untuk porsi yang cukup kecil (sekitar 100 kalori per sendok makan.)
Makan selai kacang terlalu banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Oleh karena itu, daripada menyendok dan memakannya langsung dari toples, lebih baik ambil satu sendok makan saja dan nikmati dengan roti atau apel.
3. Refluks Asam
Bahkan, jika kamu dapat menghindari penambahan berat badan akibat selai kacang, kamu mungkin tidak dapat menghindari kerusakan lapisan esof berkat selai kacang yang menyebabkan refluks asam.
"Makan terlalu banyak selai kacang dapat menyebabkan timbulnya atau iritasi gangguan refluks asam umum, atau dikenal sebagai GERD," kata Trista Best, MPH, RD, LD.
4. Penyakit jantung
Selai kacang mengandung banyak lemak.
Secara otomatis, lemak dapat berisiko menyebabkan penyakit jantung.
5. Gangguan neurologis
Kamu mungkin tidak pernah menyangka, tetapi terlalu banyak selai kacang dapat memberikan tekanan ekstra pada fungsi kognitif.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Kacang mengandung mikotoksin, terutama selama penyimpanan, yang disebut aflatoksin.
Mikotoksin bisa berbahaya bagi semua sistem tubuh, terutama sistem saraf kita.
Jumlah racun saraf yang tinggi ini dapat menyebabkan efek fisiologis negatif seperti kelelahan kronis, depresi, hingga demensia.
6. Gangguan pencernaan
Meskipun kedengarannya tidak mengancam, gangguan pencernaan yang disebabkan oleh terlalu banyak selai kacang dapat menyebabkan kerusakan nyata pada tubuh.
Makan terlalu banyak selai kacang dalam waktu singkat dapat menyebabkan orang menjadi sembelit atau sakit perut, karena tingginya jumlah lemak dalam waktu yang singkat.
Oleh karena itu, sebaiknya makanlah selai kacang dalam jumlah secukupnya.
Cara Menyimpan Roti Tawar yang Tepat
Cara menyimpan roti tawar yang tepat adalah disimpan dalam kotak kedap udara.
Udara bisa mempercepat roti menjadi berjamur.
Itu karena udara membawa partikel kecil yang dapat tumbuh di lapisan roti tawar.
Kalau kamu masih ingin menyimpan roti tawar hingga lima sampai tujuh hari kedepan, kamu bisa memasukkan roti ke dalam freezer.
Membekukan roti tawar bisa memperpanjang lama penyimpanan.
Cara simpan roti tawar ini dapat mencegah roti menjadi basi.
Sebelumnya, pastikan membungkus roti dalam kantong ziplock.
Agar lebih mudah ditata dalam freezer.
Cara ini pun bahkan bisa membuat roti awet berminggu-minggu.
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul Awas! Makan Selai Kacang Terlalu Banyak Bisa Membahayakan Kesehatan, Termasuk Dapat Menyebabkan Penyakit Jantung loh
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR