Sajiansedap.com - Anda pasti sudah tidak asing dengan jajanan satu ini.
Ya, siomay memang jadi camilan favorit orang Indonesia.
Rasanya gurih dan kenyal saat dimakan membuat siapa saja akan menyukai camilan satu ini.
Tapi, cara membuat siomay sendiri ternyata susah-susah gampang.
Kalau buat sendiri di rumah, rasanya pasti berbeda dengan buatan pedangang yang suka kita beli.
Baca Juga: Resep Siomay Keju Enak, Hidangan Sepinggan Untuk yang Menggugah Selera
Ternyata, cara membuat siomay seperti buatan pedagang itu ada rahasianya, loh!
Salah satunya adalah menambahkan sayuran ini di adonannya.
Ya, percaya atau tidak, pedagang siomay ternyata menambahkan sayuran ke dalam adonan siomaynya supaya kenyal.
Tidak terasa ya? Lalu sayuran apa yang ditambahkan?
Labu Siam untuk Adonan Siomay
Siomay yang legit dan kenyal saat digigit ternyata kucinya pakai labu siam.
Siapa yang menyangka bahwa labu siam bisa bikin siomay jadi makin enak!
Langkah-langkah membuatnya pun sangat mudah.
Caranya, labu siam harus kita parut, lalu peras airnya sampai agak kering.
Baca Juga: Resep Siomay Goreng Mayones Enak Ini Tak Perlu Dikompromikan Lagi Untuk Disajikan
Setelah itu, labu siam ini tinggal ditambahkan ke dalam adonan siomay.
Tenang, rasanya tak akan berubah, tapi teksturnya akan langsung jadi spesial.
Cobain, deh.
Jumlah labu siamnya pun harus diperhatikan, nih.
Perbandingan antara daging dan labu siam adalah 1 : 3.
Jadi, untuk 450 gram daging, kita cukup menambahkan 150 gram labu siam utuh.
Catat ya!
Tips Lain Agar Siomay Kenyal
1. Jenis Ikan
Gunakan jenis ikan yang lengket seperti ikan tenggiri pipih atau ikan belida.
Ikan ini bisa dicampur dengan bahan lainnya seperti ayam atau daging lainnya yang dihaluskan lalu ditambahkan tepung dan bumbu.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
2. Ikan Harus Dingin
Simpan dahulu ikan semalaman dalam lemari pendingin.
Campur dengan bahan lainnya lalu uleni agak lama.
Pengulenan dan suhu yang rendah akan membuat siomay jadi kenyal dan gurih.
Baca Juga: Resep Siomay Ebi Kucai Enak Ini Pasti Bikin Keluarga Di Rumah Malas Kemana-mana Lagi
3. Ketika Tepung Masuk
Ketika bahan daging-dagingan sudah diuleni dengan bahan lainnya, barulah tepung bisa masuk.
Kita bisa menggunakan tepung terigu, sagu, atau hunkwe.
Namun, yang paling populer tentu saja tepung sagu.
Satu hal yang harus diingat, ketika tepung masuk, adonan tidak boleh lagi diaduk atau dibanting-banting.
Kalau pengulenan masih berlangsung, hasil jadinya akan jadi keras.
Jadi setelah masuk tepung, adonan cukup diaduk saja sampai rata.
Jangan Pernah Makan Siomay Dicampur 2 Bahan Ini Kalau Masih Sayang Nyawa
1. Saus Sambal Tak Bermerek
Pernahkah Anda melihat orang yang makan bakso dengan banyak sekali saus sambal?
Saking banyaknya, warna kuah baksonya berubah jadi merah merona.
Ya, saus sambal memang jadi favorit lantaran memberikan tambahan rasa asam, gurih dan sedikit pedas pada bakso.
Namun sayang, banyak pedagang bakso yang menggunakan saus sambal curah yang tak jelas bahan bakunya.
Baca Juga: Resep Siomay Gulung Sayur Enak, Camilan Ala Resto Dimsum yang Layak Hadir Di Meja Makan
Saus sambal ini tentu saja jauh lebih murah harganya.
Sebenarnya, mengonsumsi saus sambal tentu boleh-boleh saja sebenarnya, asal kita yakin kalau saus yang kita telan adalah saus berkualitas baik.
Untuk itu, kenali dulu ciri-ciri saus sambal palsu yang pelan-pelan bisa membunuh Anda.
1. Saus sambal palsu biasanya lebih kental ketimbang saus sambal yang asli.
Saking kentalnya, biasanya kita harus menghentakkan botol tiap kali akan menggunakannya.
Sifat kental ini terjadi akibat penambahan pepaya muda ke dalam saus sambal palsu.
2. Saus sambal yang asli biasa terbuat dari cabai dan tomat.
Itu mengapa, warna saus yang wajar harusnya merah ke orange.
Baca Juga: Resep Siomay Ayam Wansui Enak, Camilan Kenyal Dengan Rasa Gurih Untuk Disantap Di Hari Libur
Sedangkan, yang palsu biasanya berwarna merah dan sangat mencolok.
3. Untuk rasa, saus sambal palsu terasa lebih ringan.
Itu sebabnya, banyak orang harus menggunakan saus sambal palsu dalam jumlah untuk mendapatkan rasa pedas dan asam yang diinginkan.
4. Melihat kemasan adalah cara paling mudah mengenali apakah saus sambal yang akan Anda konsumsi aman atau tidak.
Jika sudah tertera nomor register dari Badan Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM), maka saus tersebut sangat aman untuk kita konsumsi.
Namun sayangnya, banyak pedagang membeli saus sambal dalam bungkusan refill dan tinggal mengisinya berulang kali ke botol yang sama.
Jadinya, kita tidak bisa memastikan lagi apakah merek pada botol saus sambal sesuai dengan isinya.
Jika Anda penggemar saus sambal sejati, cara paling aman adalah membawa sendiri saus sambal dari rumah.
Memang agak repot, tapi tubuh akan lebih sehat dan pastinya terhindar dari aneka penyakit berbahaya.
2. Ikan Sapu-sapu
Karena harga daging ikan yang cukup mahal, kini banyak pedagang nakal yang menggunkan ikan sapu-sapu sebagai bahan tambahan siomay.
Padahal, ikan sapu-sapu yang diambil dari teluk Indonesia yang tercemar sangatlah tidak layak makan.
Asal muasal ikan sapu-sapu disebut tak sehat dikonsumsi adalah karena makanan utamanya.
Ikan sapu-sapu suka memakan alga dan lumut.
Jika dipelihara di dalam akuarium, ikan sapu-sapu akan memakan lumut-lumut yang ada di sana sampai bersih.
Selain lumut, jika hidup di sungai atau danau, ikan sapu-sapu juga akan memakan alga. Lumat dan alga tersebut biasanya menempel di dasar sungai atau bebatuan.
Itulah mengapa ikan yang bernama ilmiah Hypostomus plecostomus ini dijuluki sebagai ikan sapu-sapu.
Ikan sapu-sapu banyak terdapat di perairan yang ada di Indonesia.
Padahal banyak sungai, danau, atau waduk di Indonesia yang telah tercemar.
Hal itu dikarenakan ikan sapu-sapu mampu menoleransi cemaran yang ada di dalam air.
Jadi, meski air di tempatnya hidup itu kotor dan sudah tercemar oleh zat-zat berbahaya, ikan sapu-sapu tetap bisa makan dan hidup di sana.
Baca Juga: Resep Semur Daging Betawi Enak, Kuliner Khas Indonesia Dengan Kuah Begitu Nikmat
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR