SajianSedap.com - Jengkol merupakan salah satu bahan makanan yang menjadi favorit sebagian besar orang.
Meski baunya kerap dianggap tidak enak, jengkol tetap menjadi primadona yang laris manis diburu.
Bahkan meski sudah direbus, jengkol tetap saja mengeluarkan bau tidak sedap saat dikonsumsi.
Nah, agar bau jengkol tidak membuat Anda pusing, rupanya ada cara jitu menghilangkankannya.
Seorang pemilik warteg pun memberkan rahasia membuat jengkol agar tidak bau sekaligus tidak lembek, sehingga tetap enak saat dinikmati.
Bagimana caranya? simak ulasannya agar Anda bisa mencobanya di rumah.
Cara Menghilangkan Bau Jengkol
Bau jengkol kerap bikin pusing? hempas dengan 8 trik jitu ini.
Kini Anda tak perlu lagi berpusing ria menghilangkan bau jengkol yang kerap membuat kepala puyeng.
Selengkapnya, berikut tips masak jengkol agar tidak bau menyengat, tidak pahit, dan empuk dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Koyo Cabe Kalah Telak, Cuma Modal Daun Jeruk Purut Pegal Linu di Tubuh Bakal Hilang, Ini Caranya!
1. Pilih jengkol tua
Mengutip Kompas.com, kamu harus memilih jengkol yang sudah tua.
Ciri-ciri jengkol tua terlihat dari warnanya yang putih kekuningan.
Sementara jengkol muda biasanya masih kehijauan.
Walaupun memilih jengkol tua, hindari yang warnanya terlalu kuning sampai kehitaman.
Artinya jengkol ini sudah terlalu lama disimpan dan rasanya lebih pahit.
Selanjutnya, pilih jengkol yang bentuknya agak menggembung, tidak terlalu tipis maupun pipih.
Tekstur jengkol yang agak menggembung biasanya lebih empuk.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
2. Kupas kulit jengkol sampai bersih
Menurut Dwi Kartika selaku pegiat olahan jengkol mengutip Kompas.com, Sabtu (17/11/2017), kulit jengkol dapat membuat rasanya pahit dan menimbulkan efek 'mabuk jengkol'.
Maka, kamu sebaiknya bersihkan kulit jengkol sampai bersih.
Jangan sampai ada yang tersisa.
Selanjutnya, cuci bersih jengkol sampai beberapa kali.
3. Rendam jengkol dalam air cucian beras
Sejumlah bahan dapur mampu membantu mengurangi bau menyengat jengkol termasuk air cucian beras.
Coba rendam jengkol dalam air cucian beras selama semalaman.
Baru esoknya, masak jengkol sesuai selera.
Alternatifnya, kamu pun dapat merebus jengkol dalam air cucian beras sampai empuk. Buang airnya, lalu masak jengkol.
4. Rebus jengkol pakai daun jambu biji
Selain air cucian beras, daun jambu biji juga dapat membantu mengurangi bau jengkol.
Langkah pertama, cuci bersih dulu jengkol.
Baru rebus bersama daun jambu biji. Kamu dapat mengupas jengkol sebelum maupun sesudah merebusnya.
5. Rebus jengkol cukup lama
Kalau tidak tersedia air cucian beras atau daun jambu biji, rebus jengkol pakai air biasa.
Rebus selama setidaknya 30 menit setelah air mendidih.
Kamu pun bisa merebus jengkol selama lebih kurang 2 jam untuk memastikan bahwa teksturnya empuk dan baunya hilang.
6. Ganti air rebusan jengkol secara berkala
Baik menggunakan air cucian beras, daun jambu biji, maupun air biasa disarankan untuk mengganti air rebusan jengkol secara berkala.
Merebus jengkol selama 2 jam misalnya, kamu bisa mengganti air sekitar 3 kali.
Cara ini membuat bau menyengat jengkol tidak lagi menempel.
7. Memarkan jengkol
Setelah mengupas, mencuci, dan merebus jengkol; masuk ke langkah selanjutnya.
Melansir Sajian Sedap, sebaiknya geprek atau memarkan jengkol satu per satu. Cara ini membuat jengkol lebih mudah menyerap bumbu.
Cukup memarkan jengkol secukupnya, tidak perlu sampai hancur.
8. Masak jengkol bersama beragam bumbu
Olahan jengkol cukup beragam, persamaannya biasanya menggunakan beragam rempah dan bumbu.
Rendang jengkol, misalnya, menggunakan daun salam, serai, daun kunyit, daun jeruk, dan lengkuas.
Selain itu, tambah bumbu halus terdiri dari cabai, bawang, kemiri, merica, ketumbar, dan jintan.
Rempah dan bumbu dapur tersebut dapat membuat rasa jengkol semakin lezat.
Kalau suka rasa masakan yang 'nendang' kamu dapat menambahkan takaran bumbu, tetapi sebaiknya tetap sesuai rasio agar rasanya seimbang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 8 Cara Masak Jengkol agar Tidak Bau dan Tidak Pahit
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR