SajianSedap.com - Sudah menjadi fakta bahwa kasus Covid-19 di Indonesia kini sedang meningkat.
Selain itu, berbagai varian virus Covid pun kian beragam sehingga sudah selayaknya masyarakat yang memiliki kesempatan untuk vaksin, segera melakukan hal tersebut.
Vaksin merupakan salah satu upaya pencegahan efek buruk pada Covid-19 sehingga bisa menekan angka kematian sekaligus gejala berat akibat virus satu ini.
Tidak dipungkiri pula secara tidak sadar, meski sudah melakukan protokol kesehatan, Anda dan setiap orang masih bisa terpapar virus Covid-19.
Nah apabila Anda mengetahui jika baru saja kontak langsung ataupun kontak serat dengan pasien Covid-19, tolong jangan panik terlebih dahulu.
Berikut hal-hal yang perlu Anda lakukan apabila mengetahu kontak langsung dengan pasien covid-19.
Hal yang Perlu Dilakukan saat Kontak Langsung dengan Pasien Covid-19
Di masa pandemi ini, setiap orang berpotensi untuk terpapar virus Covid-19.
Tentu hal ini harus diwaspadai, sebab bila kita abai dalam menjalankan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin kita akan tertular.
Terkait hal tersebut, dilansir TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, dr. Edward Pandu Wiriansya, Sp.P(K) menyebutkan setelah mengetahui seseorang yang ditemui terkonfirmasi positif Covid-19, ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Di antaranya:
1. Pemeriksaan Screening
Bila mengetahui pernah melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan screening.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat, misalnya di puskesmas.
2. Isolasi Mandiri
Sebelum hasi tes screening keluar, sebaiknya segera melakukan isolasi mandiri.
3. Menerapakan Protokol Kesehatan
Selanjutnya bila sudah mengetahui hasil screening negatif, sebaiknya tetap waspada.
Yaitu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
"Sebab bila misalnya saya positif Covid-19, kemudian saya memakai masker."
"Maka tingkat penularannya kecil, karena virusnya tertahan oleh masker saya."
"Sehingga sebelum virus masuk pada saluran napas orang lain, maka sudah tertahan oleh masker saya," terang Edward.
Penjelasan dr. Edward Pandu Wiriansya, Sp.P(K) dikutip dari tayangan YouTube Tribun Timur, dalam program Ngobrol Sehat, 20 September 2020.
Meski sudah melakukan 3 hal di atas salah satunya isolasi mandiri, terkadang ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang segera dibawa ke rumah sakit.
Pasalnya kondisi ini merupakan tanda seseorang yang mengalami penurunan kondisi akibat terpapar Covid-19.
Ciri-ciri Pasien Isolasi Mandiri yang Harus Segera Dibawa ke Rumah Sakit
Sebagian besar pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri, bisasanya akan sembuh dalam waktu 10 hingga 14 hari.
Bahkan waktu tersebut bisa lebih singkat.
Namun, dalam beberapa kasus yang terjadi belakangan ini, ada pasien yang menjalani isolasi mandiri justru meninggal dunia tanpa adanya tindakan medis atau perawatan.
Agar hal tersebut tidak terulang, alangkah baiknya bagi Anda yang mungkin saat ini menjalani isolasi mandiri, atau sanak keluarga atau tetangga Anda sedang menjalani isoman, sebaiknya perhatikan 2 ciri-ciri ini.
Dr. Daeng M Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar IDI, mengatakan pasien isoman yang meninggal biasanya mengalami pemburukan sehingga seharusnya sudah ditangani dokter di rumah sakit.
"Banyak keluarga tidak mengerti bahwa kondisi pasien memburuk, misalnya saja saturasi rendah," jelasnya dalam diskusi virtual bertajuk Dukungan Good Doctor untuk Program Vaksinasi Nasional dan Penanganan COVID-19 di Indonesia pada Kamis (22/07/2021).
Untuk mencegah kondisi tersebut, ia menjabarkan dua tanda bahaya yang harus disadari pendamping pasien isoman.
1. Gejala bertambah berat
Pasien isoman hendaknya menyadari jika terjadi peningkatan gejala yang dirasakan.
Jika berbagai keluhannya bertambah berat, ini bisa menjadi tanda pemburukan.
Beberapa hal yang mungkin dialami seperti gangguan pernapasan, pnemonia, radang tenggorokan, napas cepat, bernapas pendek-pendek dan frekuensi napas tidak normal.
Frekuensi pernapasan normal manusia seharusnya 24 kali per menit, selain dari itu menandakan adanya gangguan.
Daeng mengatakan gangguan napas artinya level pasien sudah naik menjadi bergejala sedang dan tidak lagi layak menjalani isoman.
2. Kulit membiru pertanda sianosis
Tanda bahaya lainnya adalah kondisi sianosis alias kulit yang membiru pada pasien isoman.
Bibir dan ujung tangan yang membiru menjadi salah satu indikasinya.
Hal ini juga dibarengi dengan sesak, dada tertekan dan rasa sakit yang bertambah.
Jika mengalami keduanya, segera bawa pasien isoman ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan tepat pada waktunya.
Selain mengenai ciri-ciri pasien isoman yang harus segera di bawa ke rumah sakit, lokasi atau ruangan bekas isolasi mandiri sebaiknya jangan langsung dibersihkan.
Artikel ini telah tayang di Tribunhealth.com dengan judul dr. Edward Pandu Wiriansya Sp.P(K) Jelaskan Hal yang Perlu Dilakukan Bila Kontak dengan Pasien Covid
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Tribunkesehatan.com |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR