SajianSedap.com - Labu siam memang menjadi salah satu sayur yang sering dibeli oleh para ibu rumah tangga.
Sebab labu siam merupakan salah satu sayuran yang tak membutuhkan waktu lama untuk diolah.
Ya, diketahui jika labu siam memang mudah matang.
Tak hanya itu labu siam juga mudah diolah.
Bahkan banyak juga yang menjadikan labu siam sebagai lalapan.
Baca Juga: Resep Tumis Labu Siam Jagung Enak, Menu Antigagal yang Bisa Ditiru Oleh Pemula
Nah, jika memang Anda suka labu siam, kini baiknya Anda coba hal baru.
Ya, Anda bisa minum air perasan labu siam, dijamin dengan rutin melakukan itu tubuh Anda bakal rasakan perubahan luar biasa ini.
Rutin Minum Air Perasan Labu Siam
Labu siam memanglah dikenal menyehatkan.
Ya, labu siam ini juga ampuh sebagai obat hipertensi.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) 2018, hampir 40 persen penduduk Indonesia mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Pada awal Januari 2019 lalu, seorang pria menganjurkan untuk minum perasan air labu siam.
Resepnya, satu labu siam segar diparut, lalu diperas dan air perasannya diminum setiap pagi dan sore.
Setelah lima hari, tekanan darahnya turun menjadi 140/80 mmHg.
Hingga kini, keluhan gangguan hipertensi, seperti sakit di belakang leher, sering pusing, dan merasa lemas tak pernah lagi mereka alami.
Pada awal Januari 2019 lalu, seorang pria menganjurkan untuk minum perasan air labu siam.
"Dokter hanya memberikan 2x1/2 tablet captopril 25 mg per hari untuk menjaga agar tensi kami tidak naik lagi,"kata Trisno.
Manfaat Labu Siam
Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah yang menyehatkan.
Pucuk batang dan daun mudanya biasa dibuat lalap sebagai teman makan nasi.
Di Meksiko, umbi yang berumur setahun dijadikan makanan lezat setelah direbus.
Tak heran, tanaman yang di Jawa Tengah dikenal sebagai labu jipang, manisah (Jawa Timur), waluh siam (Jawa Barat).
Di dunia internasional biasa disebut chayote ini dijadikan cadangan pangan bagi penduduk Meksiko.
Baca Juga: Baru Sehari Makan Labu Siam Rebus, Pria ini Rasakan Hal Luar Biasa dari dalam Tubuhnya, Kok Bisa?
Tumbuhan ini ditanam orang di ladang atau di halaman rumah.
Tumbuhan bernama Latin Sechium edule reinw ini batangnya menjalar dan melilit sehingga perlu ditanam berdekatan dengan pohon lain atau disediakan punjung-punjung agar batangnya dapat melilit.
Tanaman ini asli Amerika Selatan, daunnya berbentuk lekuk tangan, sedangkan buahnya berbentuk genta.
Menurut Sudarman Mardisiswojo dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, tanaman yang di Manado bernama ketimun jepang ini, buahnya mengandung vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Karena bersifat dingin, jika dimakan terasa sejuk dan dingin di perut.
Dr Setiawan Dalimartha, Ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur), menyebut daging buahnya terdiri dari 90 persen air.
7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat, 0,2 persen abu, dan 0,1 persen lemak.
Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat.
"Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, dan tannin. Daunnya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol," kata Dr Setiawan.
Baca Juga: Coba Rendam Labu Siam di Air Garam Sebelum Dimasak, Jangan Kaget Lihat Hasilnya yang Bikin Melongo!
Dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, Sudarman hanya menjelaskan bahwa buah tanaman ini baik untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam.
Serta menurunkan demam pada anak-anak karena mengandung banyak air.
Dr Setiawan menduga, selain bersifat diuretik (peluruh air seni), kandungan alkoloidnya juga bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat.
Oleh sebab itulah, labu siam bisa menurunkan darah tinggi.
Seperti diketahui, melalui air seni yang banyak terbuang akibat sifat diuretik dari labu siam, kandungan garam di dalam darah pun ikut berkurang.
Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah sehingga tekanan darah akan menurun.
Sementara itu, R Broto Sudibyo, Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Yogyakarta, menyarankan pasien dengan gangguan asam urat di Klinik Obat Tradisional RS Bethesda, Yogyakarta, mengonsumsi labu siam.
Menurut dia, air labu siam memiliki efek diuretik yang baik sehingga melancarkan buang air kecil.
Dengan begitu, kelebihan asam urat bisa segera dikeluarkan dari dalam tubuh.
Ciri Labu Siam yang Bagus dan Cara Menghilangkan Getahnya
Ternyata dalam menyimpan labu siam tak boleh sembarangan, loh.
Maka dari itu, mari simak cara memilih, menyimpan dan menghilangkan getah dari labu siam berikut ini.
1. Cara pilih labu siam
Dilansir dari Shape, tekan labu siam saat akan membeli.
Pilih labu siam dengan tektur daging yang keras.
Selain tekstur dagingnya yang keras, pilih kulit labu siam yang kesat dan kencang.
Labu siam yang sudah lama dipetik biasanya memiliki kulit yang keriput.
Pilih juga, kulit labu siam yang berwarna hijau muda dan hijau tua tanpa ada bintik-bintik coklat.
2. Cara simpan labu siam
Nah, menyimpan labu siam juga tak boleh sembarangan ya.
Dilansir dari Fine Cooking, labu siam bukan termasuk sayuran yang mudah membusuk.
Anda bisa memasukkannya langsung di lemari es.
Baca Juga: Resep Labu Siam Asam Manis Enak, Sajian Pelengkap Dengan Rasa Mewah
Labu siam bisa bertahan hingga satu minggu bila disimpan di lemari es.
Jika ingin menggunakannya langsung, kupas kulit labu siam dan iris tipis tipis.
Simpan di dalam plastic wrap atau wadah kedap udara untuk potongan yang lebih besar.
3. Cara menghilangkan getah labu siam
Labu siam memiliki getah putih ketika dipotong.
Potong menjadi dua bagian, kemudian saling gosokkan permukaan labu siam hingga getah putihnya keluar semua.
Baca Juga: Resep Okonomiyaki Labu Siam Enak, Kudapan Nikmat yang Bikin Keluarga Betah Di Depan TV
Artikel ini telah tayang di Suar.id dengan judul, Awalnya Iseng Rutin Minum Air Perasan Labu Siam di Pagi dan Sore Hari, Pria ini Pun Kaget Saat Rasakan Perubahan ini Ditubuhnya, Sungguh Ajaib!
Source | : | Suar.id |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR