SajianSedap.com - Di setiap rumah pasti tersedia minyak untuk menggoreng atau menumis makanan.
Namun, tentu saja ada beberapa minyak yang berbahaya digunakan, salah satunya minyak jelantah.
Bukan lagi rahasi kalau bahaya minyak jelantah itu berdampak buruk untuk kesehatan kia.
Kita bahkan disarankan untuk tak menggunakan minyak sisa yang telah digunakan untuk menggoreng makanan.
Pasalnya, minyak jelantah memiliki asam lemak jenuh yang bisa berdampak untuk sakit jantung dan stroke.
Sehingga kita tak boleh menggunakan minyak jelantah itu untuk diolah lagi.
Tapi, minyak jelantah jangan dibuang dulu!
Meskipun berbahaya untuk kesehatan, ternyata ada manfaat minyak jelantah yang tak kita tahu, loh.
Siapa sangka minyak jelantah dapat menjadi alat ampuh untuk mengatasi masalah di dapur.
Benarkah?
Maka dari itu, yuk simak manfaat minyak jelantah untuk kegunaan lain berikut ini:
1. Jadi bahan anti lengket untuk panci dan wajan
Seringkali panci dan wajan non teflon menjadi lengket saat menggoreng atau menumis bumbu.
Daripada menambahkan banyak minyak di masakan, ada trik yang bisa dilakukan menggunakan minyak jelantah.
Bagaimana caranya?
Nah, saat baru membeli wajan dan panci bukan teflon, cuci bersih sebelum digunakan.
Lalu oleskan sedikit minyak jelantah secara merata pada permukannya.
Kemudian saat akan dipanaskan, minyak jelantah akan meleleh karena panas dan berkumpul di tengah.
Saat itulah kita bisa membuang minyak jelantah tersebut lalu mulai memasak seperti biasa.
Wajan dan panci biasa pun seketika berubah menjadi anti lengket.
Mudah bukan?
2. Pelumas pintu
Minyak jelantah nyatanya berfungsi sama baik dengan oli untuk mengatasi masalah engsel pintu yang kerap berdecit.
Moms bisa memanfaatkan minyak jelantah untuk mengatasi engsel pintu yang seret.
Bisa juga digunakan untuk melumas engsel kabin dapur yang sulit membuka karena mulai berkarat.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
3. Mengatasi karat
Manfaat lain dari minyak jelantah adalah mencegah karat pada permukaan logam.
Jika kunci atau perkakas dapur lainnya mulai berkarat, Anda bisa mengoleskan minyak jelantah.
Ini akan mencegah karat bertambah parah sehingga perkakas dapur akan lebih mudah digunakan dan tahan lama.
Bahaya Minyak Jelantah
Diketahui bahwa penggunaan minyak goreng hasil daur ulang maupun minyak jelantah ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
Dalam Jurnal Biomass and Bioenergy (2009), ahli dari Departemen Teknologi Kimia dan Lingkungan di Universidad Rey Juan Carlos, Spanyol, Luis Fernando Bautista dkk., menyatakan minyak jelantah yang dipakai untuk menggoreng berkali-kali dapat merusak kesehatan tubuh manusia.
Bahkan, minyak jelantah yang sering digunakan sebagai tambahan pakan ternak tetap berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.
Maka dari itu, sejak 2002, negara-negara Uni Eropa sudah melarang penggunaan minyak jelantah sebagai tambahan pakan ternak.
Lebih berbahaya lagi, penggunaan minyak jelantah ini bahkan bisa menyebabkan kanker.
Dalam European Journal of Lipid Science and Technology (2007), peneliti dari Brandeis University, Waltham, Amerika Serikat, Kenneth C. Hayes dkk., mengungkap pemakaian minyak jelantah yang berulang-ulang akan meningkatkan gugus radikal peroksida yang mengikat oksigen, sehingga mengakibatkan oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia.
Apabila hal itu terus berlanjut, niscaya akan mengakibatkan kanker.
Dijelaskan juga, yang dimaksud dengan minyak jelantah adalah minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng bahan makanan dalam satu proses penggorengan bahan makanan, lalu disimpan beberapa waktu lalu untuk kemudian digunakan lagi untuk menggoreng.
Tak hanya di sektor bisnis atau industri, hal semacam ini dikatakan cukup lazim pula dilakukan di dalam skala rumah tangga.
Minyak yag digunakan pun bermacam-macam, ada yang terbuat dari kelapa, kelapa sawit, atau jagung.
Pada hakikatnya sebagian besar minyak goreng memang terbuat dari tumbuhan atau bahan nabati, dan yang paling digunakan di Indonesia adalah minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit.
Minyak goreng yang sudah dipakai itulah yang disebut minyak jelantah.
KOMENTAR