SajianSedap.com - Siapa sih yang tak suka kentang?
Anda semua tentu suka ya.
Sebab kentang bukan hanya bisa dijadikan untuk lauk pauk saja.
Kentang juga bisa diolah menjadi camilan.
Maka itu, kentang selalu menjadi salah satu bahan makanan wajib di rumah.
Baca Juga: Resep Balado Kentang Manis Enak Ini Wajib Dibuat Banyak Untuk Stok Menu Pelengkap
Namun, jangan pernah sekalipun Anda konsumsi kentang dengan ciri-ciri ini kalau masih sayang nyawa keluarga di rumah.
Karena efeknya engga main-main!
Jangan Konsumsi Kentang dengan Ciri-Ciri Ini
Kentang yang dibiarkan terlalu lama biasanya akan menumbuhkan tunas.
Ternyata, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas sangat berbahaya bagi tubuh.
Dikutip dari Healthline, kentang mengandung dua senyawa glycoalkaloid.
Dalam kadar rendah, glycoalkaloids bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya bersifat antibiotik, menurunkan kolesterol, serta menjaga kadar gula darah.
Namun, glycoalkaloids justru berbahaya bila dikonsumsi dalam kadar tinggi.
Kadar glycoalkaloids yang tinggi justru bersifat toksik bagi manusia.
Saat kentang bertunas, kandungan glycoalkaloidsnya mulai meningkat.
Oleh karena itu, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas dapat menyebabkan Anda menelan glycoalkaloids secara berlebihan.
Biasanya efek negatif mengonsumsi kentang yang sudah bertunas muncul dalam beberapa jam hingga satu hari kemudian.
Bila sedikit mengonsumsi kentang bertunas maka gejala yang bisa muncul adalah muntah, diare, dan sakit perut.
Ketika kentang bertunas dikonsumsi dalam jumlah yang banyak maka bisa menyebabkan tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, demam, sakit kepala, kebingungan, bahkan kematian.
Penelitian lain memaparkan bahaya mengonsumsi kentang yang bertunas pada ibu hamil.
Ibu hamil yang mengonsumsi kentang bertunas bisa meningkatkan resiko bayi mengalami cacat lahir.
Oleh karena itu, ibu hamil sebisa mungkin menghindari kentang yang bertunas.
Lalu, bagaimana cara menghilangkan kandungan racun pada kentang bertunas?
Kadar glycoalkaloids terkonsentrasi pada bagian daun, bunga, mata, serta kecambah/tunas pada kentang.
Selain tunas, tanda kentang memiliki kadar glycoalkaloids tinggi adalah kerusakan fisik pada kentang, kentang berwarna hijau, dan rasa pahit.
Maka dari itu, cara mengurangi kadar glycoalkaloids adalah dengan membuang bagian tunas, mata, kulit hijau, serta bagian yang memar atau rusak pada kentang.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Mengupas dan menggoreng kentang dapat membantu menurunkan kadar glycoalkaloids pada kentang.
Meski demikian, ahli tetap menyarankan untuk tidak mengonsumsi kentang bertunas demi keselamatan.
Anda bisa mencegah kentang agar tidak bertunas dengan cara segera menggunakan kentang tanpa menyimpannya lama.
Apabila ingin menyimpan kentang dalam waktu lama, Anda perlu memastikan kentang benar-benar kering kemudian menyimpannya di tempat yang sejuk, kering, dan gelap tidak terpapar sinar matahari.
Sebaiknya hindari meletakkan kentang berdekatan dengan bawang bombay karena akan mempercepat kentang bertunas.
Baca Juga: Iseng Gosok-gosok Kentang ke Lensa Kacamata, Pria ini Kaget Lihat Hasilnya yang Bikin Melongo
4 Cara untuk Cegah Kentang Menghitam
Saat selesai dikupas, kentang memang cepat menghitam.
Namun, kini Anda tak perlu lagi khawatir.
Karena ada mudah agar kentang tak cepat menghitam, salah satunya dengan merendam kentang ke air dingin.
1. Rendam di air dingin
Ketang yang telah dilkupas bisa berubah warna karena oksidasi.
Anda bisa merendamnya dengan menggunakan air dingin, lalu simpan di kulkas semalaman.
Akan tetapi, pastikan tidak merendam kentang kupas dengan potongan atau parutan kecil lebih dari 12 jam, ya.
2. Rendam dengan air dan cuka
Cara lain, Anda juga bisa menggunakan campuran air dan cuka.
Baca Juga: Resep Kentang Goreng Isi Enak, Camilan Lembut Dengan Balutan Tepung Panir yang Renyah
Air rendaman ini akan memperlambat proses oksidasi pada kentang.
3. Rendam di air dan bubuk vitamin C
Selain dua cara di atas, Anda juga bisa menggunakan air dan bubuk vitamin C.
Kedua bahan ini akan membuat kentang tetap segar.
Jangan lupa untuk mencucinya di air mengalir sebelum diolah, ya.
4. Pakai mangkuk kaca
Cobalah gunakan mangkuk kaca selama merendam kentang.
Jika masih menggunakan wajan alimunium atau logam, maka akan mempercepat reaksi proses oksidasi pada kentang hingga menyebabkan perubahan warna.
Oleh karena itu, penggunaan mangkuk kaca ini dianggap pilihan terbaik.
Baca Juga: Resep Kentang Mini Masak Teriyaki Enak, Menu Praktis yang Kaya Akan Nutrisi
Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul, Waspada! Jangan Sampai Mengonsumsi Kentang yang Sudah Bertunas, Bersifat Racun dan Bisa Sebabkan Kematian
Source | : | Nakita.ID |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR