Sajiansedap.com - Setiap orang terkadang belum begitu sadar terkait penyakit yang ada di sekitarnya.
Penyakit tersebut bahkan bisa datang dari hal-hal sepele loh.
Salah satunya dari alat makan yang kita gunakan sehari-hari.
Tanpa sadar, Ibu rumah tangga justru membeli alat makan yang bisa membahayakan kesehatan keluarga di rumah.
Karena itu, yuk, buka lemari sekarang dan lihat lagi deretan alat makan yang kita punya.
Kalau temukan piring dengan ciri ini, segera buang karena bisa sebabkan penyakit paling mematikan.
Apa sajakah ciri-cirinya?
Mari kita simak bersama.
Jangan Gunakan Piring Jenis Ini
Ya, piring tersebut adalah piring melamin.
Penggunaan alat makan dari melamin sudah sejak lama dilarang di Indonesia.
Pasalnya, bahan dasar pembuatan piring gelas hingga sendok ini terbukti bisa menyebabkan penyakit dalam tubuh.
Namun sayang, penggunaan melamin hingga kini masih terbilang marak lantaran harganya yang murah.
Baca Juga: Resep Semur Daging Kentang Enak, Menu Makan Siang Tradisional Kesukaan Si Kecil
Selain itu, alat makan berbahan melamin juga tidak mudah pecah sehingga dianggap awet untuk digunakan sampai bertahun-tahun.
Sebagai informasi, melamin adalah senyawa organik yang terbuat dari polimer sintesis, formaldehida, dan urea.
Sebuah studi dilakukan oleh Kaohsiung Medical University di Taiwan terkait bahan melamin ini.
Dapat disimpulkan bahwa kandungan melamin bisa terserap tubuh dari peralatan makan.
Meskipun tidak dianggap berbahaya oleh FDA (Food and Drug Administration), namun pada kondisi tertentu bisa menyebabkan masalah kesehatan, khususnya pada anak kecil.
Misalnya, ternyata kebanyakan alat makan atau piring melamin mengandung sejumlah kecil zat formaldehida dan zat karsinogen.
Zat ini sangat berbahaya kalau diserap oleh tubuh.
Sehingga suhu panas pada makanan bisa menyebabkan zat-zat tadi memuai dan menyebar pada seluruh makanan.
Kemudian racun dari proses itu akan mengendap serta mengikat masuk meresap dengan cepat ke dalam makanan.
Kalau zat melamin terhirup, bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan, seperti sesak napas.
Apalagi kalau melamin yang dihirup masih berbentuk bubuk atau serbuk yang bisa mengakibatkan kerusakan hati dan keracunan di dalam darah.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Sedangkan melamin yang tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pencernaan, mual, muntah, dan diare.
Bahkan bisa menyebabkan berkurangnya urin sehingga bisa merusak ginjal.
Syarat Pemakaian Melamin pada Alat Makan
1. Kode Barang
Ketika memilih produk melamin, jangan hanya tertarik pada bentuk dan warnanya saja.
Jangan lupa memeriksa kode benda tersebut.
Baca Juga: Resep Ampela Hati Tumis Leunca Enak Ini Bikin Makan Tak Cukup Satu Piring Saja
Biasanya kode ini terdapat pada bagian bawah dari peralatan makan melamin.
Melamin atau plastik yang disarankan adalah yang memiliki kode PP.
PP atau Polyprophylene, merupakan bahan pembuat plastik dan melamin yang aman digunakan.
Selain itu, pilih juga peralatan makan yang memiliki tanda "BPA free", atau "non-BPA".
BPA merupakan kepanjangan dari Bisphenol-A, bahan kimia berbahaya yang menyerupai hormon estrogen versi kimiawi.
Ketika terlalu banyak masuk ke dalam tubuh, bahan ini akan mengganggu sistem kerja kelenjar endokrin dalam tubuh, dan berpotensi menyebabkan penyimpangan pada metabolisme tubuh.
Sampai saat ini, melamin atau plastik yang paling aman digunakan untuk anak adalah yang memiliki kode BPA free, PP, dan ditandai dengan kode angka lima (5) pada wadah melamin.
Baca Juga: Jangan Lagi Mencuci Loyang Kue dengan Sabun Cuci Piring, Bukan Untung Malah Jadi Buntung
2. Warna
Warna Peralatan makan tentu dibuat dengan beragam warna, motif, dan desain.
Agar lebih aman, pilih produk melamin yang berwarna jernih dan tidak berawan.
Produk melamin PP yang paling aman memiliki ciri-ciri lebih ringan, mengilap, jernih, kandungan plastiknya transparan, serta daya tembus uapnya rendah.
3. Usia Alat makan
Usia maksimal melamin dipengaruhi oleh kondisi barang itu sendiri.
Usia melamin yang aman dipakai maksimal sekitar enam bulan.
Namun dilihat juga cara penggunaan, perawatan, dan kondisi barang.
Jika melamin sudah tergores, sebaiknya segera ganti dengan wadah yang baru agar makanan anak tidak terkontaminasi bakteri pathogen (penyebab penyakit) dan menyebabkan diare atau gangguan ginjal.
Jadi, sebenarnya boleh saja menggunakan piring melamin, hanya saja perhatikan cara pemakaiannya ya!
Abu Kayu Untuk Mencuci Piring
Nah dikutip SajianSedap dari DIY & Crafts via Kompas.com berikut manfaat dari abu kayu salah satunya untuk cuci piring.
1. Pembersih atau untuk Cuci Piring
Abu kayu tampaknya sangat koto karena sangat berdebu dan mungkin hitam.
Namun, abu kayu bisa menjadi pembersih yang efektif.
Abu kayu dapat diggunakan untuk membersihkan permukaan keras seperti kaca dan logam.
Khususnya dengan abu dari kayu keras, abu kayu dapat dengan mudah bekerja untuk menghilangkan lemak dan noda pada permukaan seperti bagian atas kompor, meja besi, dan peralatan makan dari perak.
Cukup menggunakan kain yang dicelupkan ke dalam air dan kemudian ke dalam abu kayu dapat membuat beberapa permukaan kotor bersih dengan cepat.
Lalu seka kembali dengan lap basah yang bersih.
Penggunaan lain abu kayu dalam dunia pembersih adalah membuatnya menjadi alkali untuk digunakan dalam sabun.
Baca Juga: Resep Pepes Hati Ampela Bumbu Semur Enak, Menu Serba Kukus Dengan Rasa yang Lezat
Namun lagi-lagi kamu harus menggunakan abu dari kayu keras
Caranya, rebus abu dengan air, alkali yang sebenarnya kemudian dapat disaring dari atas.
Meskipun ini adalah praktik lama, beberapa pembuat sabun masih menggunakan proses ini.
Jika kamu ingin membuat sabun namun tetap ramah lingkungan, kamu bisa menggunakan abu kayu ini sebagai salah satu pilihan.
2. Pupuk tanah taman
Abu kayu mungkin memiliki tempat yang bermanfaat bagi taman karena nutrisi tertentu yang ditemukan di dalamnya.
Abu kayu mengandung nutrisi seperti, kalsium, yang terdiri dari sekitar 20 persen, potasium, yang bisa sekitar 5 persen, magnesium, fosfor, dan belerang, yang terdiri dari sekitar 2 persen.
Ada juga sedikit zat besi, mangan, aluminium, seng, boron, dan banyak lagi, yang semuanya dibutuhkan oleh tanaman dalam dosis kecil.
Nutrisi ini dapat membantu tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan memberikan dorongan, menjadikan abu kayu sebagai pupuk yang efektif untuk banyak tanaman.
Baca Juga: Tanpa Sadar, Spons Cuci Piring Jadi Sarang Kuman Mematikan! Wajib Dicuci Rutin dengan Cara Ini
Abu kayu tidak hanya bermanfaat bagi beberapa tanaman dengan bertindak sebagai pupuk, tetapi juga dapat digunakan untuk mengubah pH tanah yang terlalu asam.
Abu kayu mengandung karbonat dalam jumlah tinggi yang membantu menetralkan asam dan dapat secara efektif meningkatkan tingkat pH tanah.
Semakin tinggi pH semakin basa tanah.
Namun, sebelum memberikannya pada tanaman, ada baiknya kamu melakukan pengecekan pH awal tanah terlebih dahulu.
Jika tanah sudah sangat basa, kamu tidak perlu memberikan abu kayu untuk tanamanmu.
3. Mengusir siput
Manfaat lain dari abu kayu ini adalah untuk mengusir siput, yang dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa tanaman.
Abu kayu efektif melawan siput karena zat tersebut akan mengiritasi tubuh siput saat menyentuhnya, mencegahnya untuk bersilangan juga jauh melewati batas.
Untuk menggunakan abu kayu untuk mengusir siput, kamu harus melingkari tanaman yang rentan dan menghindari celah yang mungkin bisa dilewati oleh siput.
Satu kelemahan menggunakan abu kayu sebagai pengusir siput adalah abunya dapat dengan mudah tersapu oleh hujan atau angin kencang dan harus sering diaplikasikan kembali agar efektif.
Namun, sekali lagi, ini gratis dan tersedia untuk banyak orang.
4. Tambahkan ke kompos
Alkalinitas abu kayu juga dapat memberikan manfaat bagi kompos.
Tumpukan kompos cenderung sangat asam, yang mungkin perlu diubah agar efektif.
Dengan menambahkan lapisan tipis abu kayu, kamu bisa meningkatkan pH kompos secara efektif.
Namun, abu kayu hanya akan efektif jika dijaga tetap kering, karena air dapat menyebabkan nutrisi alkali terlepas dari abu.
Penting untuk menguji pH kompos untuk menentukan apakah diperlukan penyeimbang pH seperti abu kayu.
Dalam banyak kasus, perubahan pH tidak diperlukan, tetapi jika terjadi, menyimpan abu kayu adalah solusi yang mudah dan hemat biaya.
Baca Juga: Resep Kentang Mini Masak Teriyaki Enak, Menu Praktis yang Kaya Akan Nutrisi
Dapatkan aneka resep praktis dan mudah langsung dari handphone sase lovers dengan berlangganan emagz tabloid saji dengan klik di sini
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR