Hal ini dikarenakan endometriosis menyebabkan penumpukan radikal bebas dan zalir peritoneal yang toksik terhadap embrio dan sel telur.
Selain itu kuantitas sel telur pun akan berkurang, apalagi jika endometriosis memunculkan kista di indung telur.
Meski endometriosis bisa dilakukan pengangkatan dengan operasi, namun sayangnya endometriosis adalah penyakit sepanjang usia reproduksi.
Dalam artian kondisi ini akan terus berkembang selama pasien masih haid dan masih dalam usia reproduksi alias belum menopause.
Endometriosis ini akan berhenti sementara jika pasien berhenti haid (hamil atau menopause).
Oleh karena itu, pasien endometriosis harus selalu mengupayakan kehamilan, tidak menunggu, istilahnya berlomba dengan penyakit ini jika ingin memiliki momongan.
Untuk gejala atau tanda seorang wanita mengalami endometriosis, diantaranya sebagai berikut.
- Nyeri haid yang sangat menyakitkan.
- Menstruasi tidak teratur, sering diiringi dengan perdarahan yang berlebihan.
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR