CATAT! 5 Lauk di Meja Makan Ini Dipercaya Jadi Penyebab Stroke di Usia Muda, Tiba-tiba Bikin Lumpuh tanpa Gejala
SajianSedap.com - Stroke kini jadi ancaman bagi banyak anak muda, lo.
Entah bagaimana, penyakit yang identik dengan orang tua itu kini justru menjangkiti banyak anak muda.
Tiba-tiba saja, banyak yang lupuh tanpa gejala serius sebelumnya.
Ternyata, semua ini bisa terjadi lantaran pola makan kita sehari-hari, lo.
Ya, ternyata ada 5 makanan yang dipercaya jadi penyebab stroke di usia muda.
Harus catat supaya gak keburu nyesel belakangan.
1. Kerupuk, keripik dan gorengan
Muffin, donat, keripik, crackers, atau makanan dipanggang yang tinggi kandungan lemak trans, menggunakan minyak terhidrogen dalam pembuatannya.
Konsumsi makanan ini harus dibatasi karen lemak trans memiliki sifat yang berbahaya karena mampu mengeblok atau menyumbat saluran pembuluh darah, meningkatkan konsentrasi lipid (lemak) dan kolesterol jahat dalam darah dan menurunkan kolesterol baik.
Sebuah riset di University of North Carolina Amerika Serikat menemukan, wanita yang mengasup 7 gram lemak trans setiap hari (dua porsi donat atau setengah porsi kentang goreng) memiliki risiko terserang stroke 30 persen lebih tinggi ketimbang wanita yang mengkonsumsi hanya 1 gram lemak trans per hari.
2. Daging olahan dan rokok
Daging olahan dan rokokmerupakan kontributor jahat untuk faktor risiko pencetus stroke.
Daging olahan umumnya memiliki kandungan natrium yang tinggi dan bahan pengawet.
Para ahli berkesimpulan, natrium nitrat dan nitrit secara langsung dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan arteri mengeras dan menyempit.
Banyak penelitian telah menghubungkan antara konsumsi daging olahan dengan penyakit arteri koroner (CAD).
Sebuah riset meta-analisis dalam jurnal Circulation memperkirakan bahwa terjadi kenaikan sebesar 42 persen terkait risiko penyakit jantung koroner bagi mereka yang makan satu porsi daging olahan per hari.
3. Soda
Keputusan mengganti minuman bergula dengan diet soda tampaknya seperti solusi cerdas untuk menurunkan berat badan dan mempromosikan kesehatan jantung.
Baca Juga: Disangka karena Obat Tetes Mata, Ternyata Deretan Makanan ini Jadi Penyebab Kebutaan Aminah Mak Nyak
Tetapi pada kenyataannya, konsumsi soda dapat memicu datangnya stroke.
Mereka yang mengonsumsi minuman bersoda setiap hari memiliki risiko menderita stroke sebesar 48 persen.
Sebuah riset di Columbia University melibatkan 2.500 orang usia 40 tahun atau lebih tua dan menemukan bahwa peminum soda harian memiliki 60 persen lebih tinggi terserang stroke, mengalami serangan jantung, dan penyakit arteri koroner dibandingkan mereka yang tidak konsumsi soda.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
4. Daging merah
Para ahli menyimpulkan bahwa wanita yang mengonsumsi daging merah dalam porsi besar setiap hari memiliki peluang lebih tinggi terkena stroke sebesar 42 persen.
Temuan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kurang lebih 10 tahun terhadap 35.000 para peserta yang semuanya adalah wanita.
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa lemak jenuh dalam daging merah meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung, dengan cara menyumbat arteri lewat penumpukan plak protein secara bertahap.
Peneliti mengimbau untuk mengganti konsumsi daging merah dengan ikan.
Juga, memilih sumber protein lain seperti kacang, tumbuhan polong, tahu, dan susu tanpa lemak.
5. Makanan kaleng dan fast food
Para ahli nutrisi menilai, sejumlah makanan kaleng yang didalamnya mengandung kadar sodium dan garam (natrium) kelewat tinggi tidak disarankan untuk sering dikonsumsi.
Pasalnya, garam atau sodium secara langsung dapat memengaruhi risiko terkena stroke.
Asosiasi Jantung dan Stroke Amerika Serikat merekomendasikan, asupan sodium tidak boleh lebih dari 1.500 mg setiap hari.
Sebuah riset teranyar menyebutkan, orang yang mengonsumsi lebih dari 4.000 mg sodium sehari, berisiko dua kali lipat terkena stroke ketimbang mereka yang mengasup 2.000 mg atau kurang.
Oleh sebab itu, para ahli mengajurkan untuk selalu membaca label makanan dengan hati-hati.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR