Menurut hasil studi dari The Center of Science in the Public Interest, mengidentifikasi bahwa zat pewarna ini merupakan salah satu pewarna makanan buatan yang lebih umum dan dapat berpotensi memicu reaksi seperti alergi pada beberapa konsumen serta memberikan pengaruh pada masalah perilaku seperti ADHD pada anak-anak sebagai salah satu efeknya.
Sementara itu, disaat sebagian konsumen tertarik dengan warna-warna cerah, sebagian yang lain cenderung menaruh perhatian lebih terhadap label pada produk kemasan untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan untuk membuat makanan dan minuman sesuai dengan preferensi pribadi mereka.
Baca Juga: Resep Hati Ampela Tumis Kemangi Enak, Menu Makan Siang yang Hemat Di Kantong
Bagi banyak konsumen, label pada kemasan dapat menjadi referensi apakah makanan dan minuman yang mereka konsumsi bebas dari bahan tambahan pangan buatan dan pewarna buatan.
Menurut FMCG Gurus, 71% konsumen Indonesia melihat pentingnya penggunaan pewarna makanan alami dalam makanan dan minuman.
Konsumen yang memiliki kepedulian pada kesehatan sangatlah beruntung mengingat masih banyak makanan dan minuman sehat yang dapat menjadi pilihan.
Perubahan pada preferensi konsumen terhadap makanan dan minuman yang lebih sehat akan mendorong semakin banyak perusahaan untuk menghindari penggunaan bahan-bahan buatan dan memilih untuk menggunakan bahan-bahan yang lebih alami dalam produk mereka.
Hal ini juga akan semakin meningkatkan kesadaran konsumen Indonesia akan pentingnya produk yang 'lebih alami' dan lebih baik untuk Anda.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
KOMENTAR