Dan terkadang, pada mereka yang kurang beruntung (sekitar 1% dari populasi), jantung berhenti mendadak dan mengakibatkan kematian.
Olahraga Bukan Pemicu Utamanya
Menurut Journal Of The American College Of Cardiology, sebanyak 52 serangan jantung terjadi di tempat olahraga biasa, 84 peristiwa di tempat olahraga alternatif, dan sebanyak 713 kasus serangan jantung lainnya terjadi di tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan olahraga.
Dalam Journal of American Medical Association, disebutkan bahwa risiko terkena penyakit jantung yang ditimbulkan akibat aktivitas fisik sangat rendah.
Yang lebih penting lagi, penelitian tersebut menemukan bahwa risiko kelangsungan hidup seseorang saat melakukan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin menurunkan risiko mengalami serangan jantung sekitar 45 persen dibandingkan dengan orang sehat yang jarang berolahraga.
Jadi, bukan olahraganya yang menyebabkan seseorang terkena serangan jantung.
Pasalnya, rutin beraktivitas terbukti dapat menurunkan risiko kematian mendadak saat berolahraga, entah karena serangan jantung biasa maupun henti jantung.
Hal ini dikarenakan tubuh sudah terbiasa untuk beradaptasi dengan peningkatan aktivitas tubuh.
Sesuai yang sudah dijabarkan di atas, itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan jantung.
Terutama jika memang memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung dan kerap merasakan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, dan lemas.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR