Dulu Menjanda di Usia 19 Tahun, Kini Terungkap Sosok Suami Kedua Politikus Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan! Bisa Bikin Dapur Terus Ngebul
SajianSedap.com - Sudah menemukan tambatan hati yang baru, politikus muda Tsamara Amany resmi menjadi istri Ismail Fajrie Alatas pada Sabtu (19/10/19) lalu.
Sebelumnya, Tsamara Amany diketahui merupakan seorang janda.
Tsamara Amany pernah menikah dengan seorang pria bernama Ismeth Alatas.
Pernikahannya dan Ismeth Alatas terjadi pada tahun 2015 silam.
"Sebenarnya kalau kehidupan pribadi aku sudah menikah 2015 lalu," ujar Tsamara seperti yang dikutip dari TribunStyle.com.
Saat itu usia Tsamara torgolong masih sangat muda.
Baca Juga: Delicious Ayam Tumis Tomat Hijau, Simple Dish Ready in 20 Minutes
Baca Juga: Comforting Soto Mie Daging, Weeknight Soup That Will Feed a Crowd
Ia menikah kala umurnya baru menginjak angka 19 tahun.
Ismeth Alatas sendiri diketahui merupakan seorang pekerja media.
Namun pernikahan Tsamara dan Ismeth tak berlangsung lama.
Keduanya memutuskan bercerai setelah dua tahun menjalani biduk rumah tangga.
Pada tahun 2017, mereka resmi berpisah.
Tsamara pernah mengungkapkan jika alasan perpisahan itu karena tidak adanya kecocokan lagi di antara mereka.
Terkait masa lalunya itu, Tsamara tak banyak bercerita.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Sosok Suami Kedua Tsamara
Kini Tsamara Amany telah menikah dengan seorang dosen sekaligus tokoh agama, Ismail Fajrie Alatas yang terpaut usia 13 tahun.
Pernikahan mereka digelar di Hotel Fairmont Jakarta, Senayan, Jakarta Selatan.
Tsamara membagikan momen kebahagiaan tersebut melalui akun Instagram pribadinya @tsamaradki.
Dalam postingan tersebut Tsamara mengucapkan terimakasih kepada wakil presiden KH. Ma'ruf Amin lantaran telah bersedia menjadi saksi pernikahan mereka.
Tak hanya itu, istri Abdurrahman Wahid, Shinta Nuryiah juga mendapatkan ucapan spesial dari Tsamara lantaran telah hadir di pernikahan mereka.
Tak hanya pernikahan yang jadi sorotan warganet, namun pertunangan Tsamara Amany sempat mencuri perhatian publik karena menerima seserahan tidak biasa dari calon suami.
Tsamara Amany menerima seserahan berupa sebuah buku Risalah Sidang Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Ismail Fajrie Alatas membawa sebuah buket bunga besar bernuansa merah muda dan buku berwarna oranye saat melamar Tsamara.
Momen Ismai Fajrie Alatas memberi buku risalah BPUPKI itu beredar luas di media sosial.
Ternyata pemberian buku risalah itu memiliki makna tersendiri bagi Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut.
Menurut Tsamara, dia dan calon suaminya kerap mendiskusikan belbagai macam hal.
Proses pembentukan dasar negara tidak luput menjadi bahan diskusi antara Tsamara dan calon suami.
“Memang belakangan kami sedang banyak diskusi soal perdebatan saat sidang BPUPKI hingga sampai terbentuknya dasar negara Pancasila,” ujar Tsamara seperti dilansir dari Kompas.com
Meski demikian Tsamara tidak menyangka Aji akan melamarnya dengan buku Risalah Sidang BPUPKI.
“Tapi enggak nyangka bahwa dia akan bawa Risalah Sidang BPUPKI ke acara tunangan itu. Jadi tetap surprised, hehe,” ujar dia.
Bagi Aji, buku itu sengaja diberikan karena menjadi bekal bagus bagi calon istri yang berprofesi sebagai politisi muda.
“Bunga, sama satu lagi Risalah Sidang BPUPKI karena ini adalah dasar dari Republik Indonesia."
"Ini sebagai politisi muda dia harus tahu betul, risalah ini harus dipelajari dengan baik."
"Yang lain (ada), tapi ini (risalah BPUPKI) harus saya bawa ke sini,” kata Aji.
Ismail Fajrie Alatas yang akrab disapa dengan Aji, dikenal sebagai Assistant Professor di Fakultas Arts & Science New York University yang fokus di bidang sejarah dan antropologi Islam.
Aji menyelesaikan studi di University of Melbourne dan menuntaskan pendidikan master di jurusan sejarah National University of Singapore.
Sedangkan pada jenjang doktoral, Aji mengambil konsentrasi antropologi dan sejarah di University of Michigan.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Tribunstyle.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR