SajianSedap.com - Penggunaan botol tumbler pun semakin marak di tengah masyarakat.
Selain dibawa saat berolahraga, botol tumbler kerap digunakan di rumah sebagai wadah minum keluarga di rumah.
Praktis dan bisa mengurangi sampah plastik jadi alasan penggunaan botol tumbler terus meningkat.
Tak heran banyak juga sejumlah outlet F&B mengadakan promo dengan penggunaan tumbler.
Sehingga bisa kita jumpai masyarakat yang selalu menenteng tumbler kemanapun.
Namun, tahukah Anda jika botol tumbler ternyata bisa lebih berbahaya dari dudukan toilet.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, membandingkan kadar kuman pada botol yang dibawa mahasiswa dengan yang ada di dudukan toilet.
Ternyata, jumlah bakteri di botol lebih banyak daripada yang ada di toilet duduk.
Kuman, bakteri, jamur dan parasit merupakan mikroba yang merupakan mahluk hidup yang berkembang biak dan hanya dalam hitungan menit,” terang dr. Yulia.
Apapun materi botol atau tumbler—plastik atau stainless steel, mikroba bisa berkembang biak.
Apalagi bila diisi kopi, teh atau minuman lain selain air mineral.
Bakteri bisa mencapai 5,5 x 105CFU/cc.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Lantas bagaimana mencegah bakteri berkembang biak?
Satu-satunya cara mencegah mikroba berkembang biak di botol minum yakni mencucinya dengan benar.
Kita biasa mencuci botol dengan air panas plus sabun, lalu dikucek-kucek.
Kita berpikir, cara ini sudah benar.
“Ternyata tidak seperti itu. Mencuci botol tetap harus menggunakan spons. Terutama di tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti dasar botol,” tutur dr. Yulia.
Untuk menjangkau dasar botol hingga ke sudutnya, kita biasa menggunakan sikat.
Namun ternyata, ini pun menimbulkan masalah lain sikat botol biasa selain bisa menggores permukaan botol juga tidak memiliki daya gosok.
Permukaan yang tergores bisa menjadi tempat persembunyian bakteri dan kotoran, sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak.
Tak hanya itu saja dalam memilih botol tumbler harus memperhatikan banyak hal.
1. Perhatikan bahan yang digunakan
Umumnya, botol air yang bisa digunakan kembali terbuat dari bahan poliester, polikarbonat, polietilena, polipropilena, besi (stainless steel), alumunium, atau kaca.
Beragam jenis bahan tersebut tentunya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Namun, botol yang paling tahan lama terbuat dari stainless steel dan alumunium.
Pasalnya, botol minum yang terbuat dari kedua bahan tersebut memang lebih kuat.
Bahan-bahan tersebut tetap awet, baik dalam suhu dingin dan panas.
Walaupun terbilang aman dan berkualitas, penggunaan botol minum yang berbahan stainless steel dan alumunium bisa mengalami korosi dari waktu ke waktu.
Kalau sudah terlalu lama, kandungan zat besi dan serpihan alumunium akan menimbulkan rasa yang aneh pada air minum Anda.
Jika dikonsumsi terlalu lama, tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan Anda.
Jadi kalau rasa air minum Anda sudah mulai aneh, jangan pakai lagi botol tersebut.
2. Pilih botol dengan lingkaran leher lebar
Sebisa mungkin, pilih botol minum yang lingkar lehernya cukup lebar.
Hal ini bertujuan agar botol yang Anda gunakan mudah dibersihkan sampai ke bagian dasarnya.
Sedangkan penggunaan botol yang memiliki lingkaran kecil cenderung sulit disikat dan dibersihkan.
Akibatnya, botol tersebut lebih rentan ditumbuhi bakteri, jamur, atau bahkan lumut di dalamnya.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
KOMENTAR