Para peneliti mendesak: "Dengan demikian, sangat mungkin bahwa wabah koronavirus yang menyerupai SARS atau MERS di masa mendatang akan berasal dari kelelawar,"
"dan ada kemungkinan peningkatan bahwa ini akan terjadi di Cina."
"Oleh karena itu, investigasi Virus Corona kelelawar menjadi masalah mendesak untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini,"
Tim tersebut menunjukkan bahwa ukuran, populasi, dan keanekaragaman hayati Tiongkok dapat mendorong penyebaran bug potensial.
Ini juga menggarisbawahi tradisi Cina yang menyukai daging segar.
"Budaya makanan Cina menyatakan bahwa hewan yang disembelih hidup lebih bergizi, dan keyakinan ini dapat meningkatkan penularan virus," demikian ditulis di sebuah koran.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Kasus Corona Di Jakarta akan Menyentuh Angka 8.000, 'Dalam Waktu Dekat ini'
Sebuah tim yang dipimpin oleh Shi telah menemukan pada 2018 bahwa manusia mungkin dapat terpapar virus corona langsung dari kelelawar setelah melakukan penelitian, menurut Beijing News.
Institut Virologi Wuhan, yang menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan, mengkhususkan diri dalam penelitian 'patogen paling berbahaya'.
Khususnya virus yang dibawa oleh kelelawar.
Meskipun para ilmuwan percaya bahwa virus itu menyerang manusia dari binatang buas yang dijual sebagai makanan di pasar sekitar 10 mil dari lab.
Para ahli teori konspirasi mempromosikan berbagai asumsi.
Source | : | makassar.tibunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR