SajianSedap.com - Setelah Jakarta, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga dilakukan sejumlah daerah.
Salah satunya adalah Bekasi yang juga berbatasan langsung dengan Jakarta.
Terbukti PSBB berjalan dengan baik, jumlah pasien yang sembuh dari virus corona meningkat drastits.
Memasuki tiga hari Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bekasi, jumlah kasus positif corona (Covid-19) cenderung stabil.
Sementara, pasien sembuh mengalami peningkatan, Jumat (17/4/2020).
Jumlah pasien sembuh meningkat
Berdasarkan data situs resmi milik pemerintah Kota Bekasi, corona.bekasikota.go.id, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga hari ini mencapai sebanyak 175 orang.
Jumlah itu sama dengan jumlah kasus kemarin, Kamis (16/4/2020).
Baca Juga: Lingkungan Jadi Sepi Akibat Corona, Pasangan ini Memilih Bermesraan Di Meja Makan Sebuah Taman
Dari 175 kasus itu, 118 masih mejalani perawatan, 35 diantaranya dipastikan sembuh.
Tetapi jumlah kematian akibat Covid-19 tercatat naik dibading kemarin yang berada di angka 18 kasus menjadi 21 kasus.
Sedangkan untuk data Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kota Bekasi, memasuki hari ketiga PSBB mengalami peningkatan dari yang sebelumnya sebanyak 1,019 orang menjadi 1,432 orang.
Sebagai rincian, 869 ODP masih lama proses pemantauan sedangkan 551 sisanya sudah rampung masa pemantauannya.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Selanjutnya data pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Bekasi, sampai dengan hari ketiga PSBB jumlahnya mencapai 511 pasien, angka ini juga cenderung meningkat dibanding kemarin yang berada di angka 333 pasien.
Rinciannya, 357 pasien masih dalam perawatan di rumah sakit, 101 pasien telah dinyatakan sembuh dan 53 pasien meninggal dunia.
Adapun selain pasien positif meninggal dunia akibat Covid-19, terdapat juga pasien yang meninggal dengan status penyakit khusus, mereka turut dimasukkan ke dalam data penanganan Covid-19.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Kasus Corona Di Jakarta akan Menyentuh Angka 8.000, 'Dalam Waktu Dekat ini'
Jumlah pasien meninggal akibat penyakit khusus di Kota Bekasi sebanyak 59 orang, mereka juga dimakamkan sesuai protokoler tetap (protap) kesehatan laiknya pasien positif Covid-19.
Meski begitu, sejumlah pedagang di Bekasi mengeluhkan sepinya orderan akibat PSBB.
Ancaman dampak ekonomi akibat pendemi virus corona (Covid-19) mulai terasa hingga ke sekitor pedagang pasar, hal ini yang dirasakan para pedagang di Pasar Baru Bekasi, Jalan Ir. H. Juanda, Bekasi Timur, Jumat, (17/4/2020).
Kecenderungan orang untuk tetap berada di rumah sedikit banyak telah mempengaruhi jumlah pengunjung pasar, para pedagang mengaku jila dalam sehari mampu menjual 30 kilogram cabai, kini hal itu dirasa sulit.
Zaini (43) misalnya, pedagang sayur dan bahan masakan seperti cabai, bawang ini mengaku, jumlah pembeli sejak pandemi meneurun dibanding hari-hari biasa.
"Kalau sekarang barang harganya stabil cuma pembelinya menurun, yang datang ke pasar sepi," kata Zaini kepada TribunJakarta.com.
Dia menjelaskan, permintaan saat ini justru didominasi pembeli untuk kebutuhan rumah.
Biasanya, pembeli di tokonya merupakan pedagang sayur eceran yang berjualan keliling ke rumah-rumah warga.
"Kalau yang buat dagang lagi udah jarang yang jualan, paling yang beli buat kebutuhan rumah aja, cabai aja saya dapat 30 kilogram dua hari enggak abis, biasanya sehari udah langsung abis," jelas dia.
Hal yang sama juga dirasakan pedagang sayur dan kebutuhan pokok lainya bernama Imas (52), dia merasa jumlah pembeli selama pandemi corona menurun.
"Kapan selesainya ini ya, dagang kita buka setiap hari cuma pembelinya kadang ada kadang enggak ada, sepi pasar yang datang," kata Imas.
Dia biasanya membuka lapak dari pagi hingga sekira pukul 16.00 WIB, jelaang tutup lapak, dagangannya masih nampak banyak lantaran sedikit pembeli.
"Ini udah mau tutup sampe sore aja kalau saya dagangnya, yang malem ada lagi beda orang, siang biasanya ada aja yang beli banyak buat kebutuhan rumah cuma ini pada enggak ada sepi," tegas dia.
Pengelola pasar sejatinya menyediakan akses belanja online yang bisa dipesan melalui whatsapp, nomor yang tertera untuk pemesanan nantinya akan berkordinasi dengan pedagang untuk selanjutnya barang dikirim ke rumah warga.
Tetapi, cara online ini dirasa belum merata, beberapa pedagang justru tidak mengerti bagaimana konsep jual beli online selama pandemi Covid-19 tersebut.
"Kalau saya enggak ngerti, masih ngandelin jualan di sini aja," kata Zaini.
KOMENTAR