Salah Kaprah! Virus Corona Ternyata Tetap Bertahan Pada Suhu Panas! Ilmuan Berhasil Temukan Satu-satunya Kunci yang Bisa Lenyapkan Wabah Ini
SajianSedap.com - Sebuah tim ilmuan dari Prancis melakukan penelitian mengenai daya tahan hidup virus corona.
Selama ini hasil penelitian menunjukkan selama musim panas (Eropa sebentar lagi masuk musim semi), wabah akan berkurang.
Termasuk diyakni virus Covid-19 akan berkurang drastis.
Namun kini, fakta baru Virus Corona SARS-CoV-2 pemicu Covid-19 terungkap.
Dari hasil penelitian Profesor Remi Charrel dan timnya dari Universitas Aix-Marseille di Perancis selatan menemukan fakta yang sangat mengejutkan.
Baca Juga: Roasted Fish Cake with Made from Ground Catfish, A Perfect Snack For Leisure Time!
Baca Juga: Recipe of Fried Tahu with Petis Filings, A Tasty Late-Night Snack!
Virus Corona SARS-CoV-2 tidak mati meski dipanaskan hingga 60 derajat Celsius (140 Fahrenheit) selama satu jam.
Setelah dipanaskan hingga 60 derajat Celcius (140 Fahrenheit) selama satu jam, strain virus ini masih hidup dan berkembang biak.
Temuan Terbaru
Para ilmuwan menemukan Virus Corona SARS-CoV-2 baru mati setelah dipanaskan hingga mendekati titik didih air 100 derajat Celcius, yakni 92 derajat Celsius.
Hasil penelitian ini dipublikasikan makalah non-peer-review yang dirilis di bioRxiv.org, Sabtu (11/4/2020).
Dan ini akan mengubah standar (protokol) keselamatan teknisi laboratorium yang bekerja dengan virus.
Melansir South China Morning Post, Profesor Remi Charrel dan timnya menginfeksi sel ginjal monyet hijau Afrika (standar untuk tes aktivitas virus).
Baca Juga: BERTAMBAH LAGI, Memar Biru pada Kaki Ternyata Bisa Jadi Gejala Baru Virus Corona!
Baca Juga: Miris! Dokter Muda Ini Pesimis Virus Corona Segera Pergi Dari Indonesia, Alasannya Bikin Kaget!
Dengan strain yang diisolasi dari seorang pasien di Berlin, Jerman.
Sel-sel dimasukkan ke dalam tabung yang mewakili dua jenis lingkungan yang berbeda, satu "bersih" dan yang lainnya "kotor" dengan protein hewani.
Hal ini untuk mensimulasikan kontaminasi biologis dalam sampel kehidupan nyata, seperti swab.
Setelah pemanasan, strain virus di lingkungan bersih, mati.
Namun, beberapa strain dalam sampel kotor bertahan.
Baca Juga: Sama-sama Mematikan, Tapi Virus Corona Jauh lebih Mengerikan Daripada SARS Karena Alasan Ini
Satu Kunci yang Bisa Bunuh Virus Corona
Pemanasan menurunkan efektivitas strain, tetapi strain yang hidup masih cukup untuk menginfeksi yang lain, kata jurnal itu.
Informasi ini sangat penting bagi keselamatan orang selama ini melakukan tes pada virus corona baru.
Protokol pemanasan 60 derajat Celsius, selama satu jam telah diadaptasi di banyak laboratorium pengujian untuk berbagai virus mematikan, termasuk Ebola.
Untuk virus corona baru, SARS-CoV-2, suhu 60 derajat Celsius mungkin cukup untuk membunuh sebagian besar strain hingga menurunkan kemampuan viral loadnya.
Tetapi berbahaya untuk sampel dengan jumlah virus yang sangat tinggi, menurut para peneliti.
Tim Prancis menemukan suhu yang lebih tinggi dapat membunuh SARS-CoV-2.
Misalnya, memanaskan sampel hingga 92 derajat Celsius selama 15 menit, membuat SARS-CoV-2 benar-benar tidak aktif.
Namun, suhu tinggi seperti itu juga dapat sangat memecah RNA virus dan mengurangi sensitivitas tes.
Oleh karena itu para peneliti ini menyarankan menggunakan bahan kimia untuk membunuh SARS-CoV-2.
Serta mencapai keseimbangan antara keselamatan pekerja laboratorium dan efisiensi deteksi.
"Hasil yang disajikan dalam penelitian ini harus membantu untuk memilih protokol yang paling cocok untuk inaktivasi untuk mencegah personil laboratorium terpapar," tulis jurnal.
Seorang ahli mikrobiologi mengatakan fasilitas uji China menyadari risiko pekerja laboratorium dan mengambil tindakan pencegahan ekstra.
Eksperimen Perancis memberikan informasi berharga tetapi situasi dalam kehidupan nyata bisa jauh lebih kompleks daripada simulasi laboratorium, menurut ilmuwan.
“Virus berperilaku sangat berbeda dengan perubahan lingkungan. Banyak proyek penelitian masih berlangsung untuk menyelesaikan teka-teki ini,” katanya.
Penelitian baru-baru ini mendeteksi sinyal yang mengkhawatirkan bahwa Covid-19 dapat terus menyebar hingga musim panas.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open awal bulan ini, sebuah tim peneliti China melaporkan wabah cluster di pemandian sauna Huaian.
Baca Juga: Kabar Baik! Peneliti Ungkap Bisa Deteksi Virus Corona Melalui Suara Batuk, Begini Caranya
Seorang pasien mengunjungi pemandian umum itu pada 18 Januari untuk mandi dan sauna.
Delapan orang, termasuk anggota staf, kemudian terinfeksi setelah dua minggu.
Padahal suhu sauna tinggi dari 40 derajat Celsius dan kelembaban rata-rata 60 persen.
Penelitian itu memiliki beberapa keterbatasan.
Tanpa kamera pengintai di kamar mandi, tidak bisa diketahui apakah transmisi akibat tetesan udara atau permukaan yang terkontaminasi, seperti gagang pintu.
Tetapi para peneliti mengatakan wabah kluster ini menjadi alarm bagi kita.
"Transmisibilitas Sars-CoV-2 tidak menunjukkan tanda-tanda melemahnya dalam kondisi hangat dan lembab," kata makalah peer-review.
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Virus Corona Tetap Bisa Hidup saat Dipanaskan pada Suhu 60 Derajat, Ini Satu-satunya Cara Membunuh
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | TribunStyle.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR