Jumlah Korban Makin Banyak, Pakar Kesehatan Ungkap Alasan Sulit Buat Vaksin Virus Corona, Gak Nyangka!
Sajiansedap.com - Virus corona yang melanda di hampir berbagai negara memang sangat memprihatinkan.
Virus corona yang melanda di hampir berbagai negara memang sangat memprihatinkan.
Berbagai cara pun digalakkan agar bisa memutus rantai penyebaran virus mematikan ini.
Bahkan, pemerintah di Indonesia menghimbau agar semua kegiatan dilakukan di rumah saja sampai wabah ini mereda.
Hal ini dilakukan mengingat hingga kini vaksin corona belum juga ditemukan.
Ternyata, para peneliti menemukan kesulitan saat membuat vaksin corona.
Kenapa ya?
Sulitnya Membuat Vaksin
Bertambahnya kasus virus corona dari hari ke hari, membuat masyarakat resah.
Menanggapi hal tersebut, Dr.rer.nat, Arli Aditya parkesit sebagai kepala Jurusan Bioinformatika Indonesia International Institute for Life Sciences (i3l) memberikan perspektif Bioinfromatika mengenai virus Covid-19.
Menurutnya, virus Corona baru atau SARS-CoV-2 sebagai penyebab penyakit COVID-19 dapat dianalisis oleh ilmu bioinformatika dalam rangka mencari solusi untuk cetak-biru diagnostik, pengobatan, dan pencegahan dalam bentuk vaksin.
Dalam konteks diagnostik, yang dilakukan adalah navigasi ke basis data genome SARS-CoV-2 untuk mencari conserve region yang dapat dikembangkan sebagai marker untuk diagnosis molekuler.
Kemudian, dalam konteks pengobatan, ada dua strategi yang dikembangkan oleh bioinformatisi.
Yang pertama adalah menggunakan basis data obat yang sudah ada, atau drug repurposing.
Kemudian menggunakan basis data herbal, yang juga sudah banyak dikembangkan oleh China.
Terakhir, dalam konteks pengembangan vaksin, peneliti menggunakan metode immunoinformatika untuk mendesain vaksin generasi baru yang lebih aman.
Sebab, materi genetikanya tidak diikutsertakan.
Pengembangan diagnosis, pengobatan, dan pencegahan dengan ilmu bioinformatika ini dimungkinkan dengan sudah tersedianya basis data urutan atau sekuens genome dan proteome virus SARS-CoV-2 di basis data gen bank.
Sementara itu, struktur 3D proteinnya tersedia di basis data RCSB/PDB (Protein Data Bank). Namun, Arli mengimbau agar masyarakat tetap mengikuti himbauan untuk menjaga jaga jarak aman, mencuci tangan dengan rutin, dan gunakan masker saat pergi ke luar rumah.
“Kami para bioinformatisi percaya bahwa segala sesuatu harus diserahkan pada ahlinya. Pemerintah dan swasta sudah membuka lowongan untuk volunteer terkait pengembangan diagnostic COVID-19, yang akan sangat baik jika diikuti oleh semua pihak terkait,” ujarnya.
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :
Sementara itu, Arli dengan peneliti lainnya sedang berusaha untuk menemukan berbagai penemuan untuk mengobati dan mencegah covid-19.
“Memang sudah ada beberapa negara yang sedang mencoba mengembangkan vaksin, dan bahkan pemerintah Indonesia sudah membentuk task-force untuk mengembangkan vaksin COVID-19,” ujarnya.
Namun berdasarkan data pohon filogeni terakhir mengenai SARS-CoV-2, virus ini ternyata memiliki beberapa klaster, yang mungkin berkembang menjadi beberapa subtype.
Fenomena ini juga terjadi pada virus lain, seperti HIV, Flu, dan Dengue/DENV. Konsekuensinya, desain vaksin kedepannya sangat mungkin harus membuat tulang punggung atau backbone yang dapat mengkover semua klaster.
“Tantangan terbesar semua ini adalah materi genetic SARS-CoV-2 yang berupa RNA, sehingga sangat mudah bermutasi. Ini yang menyebabkan pengembangan vaksin sangat menantang, walaupun jika menggunakan ilmu bioinformatika dan instrument biomedis molekuler termutakhir, kemungkinan berhasil selalu ada,” jelasnya.
Baca Juga: Hasil Temuan Kembali Terungkap! Ilmuan: 'Masih Ada Ribuan Virus yang Lebih Ganas Setelah Corona'
-------
Bila anda ingin dapatkan informasi lebih lengkap tentang resep masakandan kue untuk dicoba,bisa langsung saja berlangganan Tabloid Saji. Tinggal klik di Https://www.gridstore.id
Artikel Telah Ditayangkan di nova.grid.id dengan Judul, Pakar Ungkap Kesulitan Membuat Vaksin Corona di Indonesia, Mengapa?
Source | : | Nova |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR