Tega Banget! Tolak Dirawat, Pasien Corona Ini Pukul Hingga Gigit Wajah Perawat! Begini Keadaan Akhirnya
SajianSedap.com - Wabah Covid-19 memang menjadi ketakuan banyak orang.
Maka dari itu, pemerintah dan para tim medis berusaha dengan keras untuk menekan penularan dengan menghimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah.
Dalam wabah virus ini juga tim medis atau perawatlah yang menjadi garda depan yang mempertaruhkan hidup mereka untuk merawat pasien Covid-19.
Tanpa mereka, pasien-pasien ini tidak mungkin dapat selamat dari penyakit ini.
Namun, ada saja perlakuan yang tidak pantas yang didapatkan oleh beberapa perawat.
Baca Juga: Tak Ingin Virus Corona Masuk ke dalam Tubuhnya, Hotman Paris Minum Rendaman Obat Kanker Payudara
Salah satunya yaitu pasien yang menolak untuk bekerja sama.
Saking tak maunya dirawat, pasien itu bahkan mulai menyerang dengan kekerasan sebagai gantinya.
Dikutip SajianSedap dari World of Buzz, berikut kronologi kejadiannya.
Berasal dari Nigeria
Ketika banyak orang mengisolasi diri sendiri di rumah agar virus tidak menyebar luas, pasien ini malah menolak untuk dirawat.
Menurut ZaoBao, pasien Covid-19 ini berusia 47 tahun di Guangzhou, China.
Ia menolak untuk bekerja sama dengan prosedur perawatan dan menyerang seorang perawat yang merawatnya.
Pasien yang diidentifikasi sebagai Okonkwonwoye Chika Patrick, berasal dari Nigeria.
Dirinya memasuki Guangzhou pada 20 Maret dan dinyatakan positif Covid-19.
Dia dirawat di rumah sakit untuk perawatan pada 23 Maret dan masih tes positif saat ini.
Pada 1 April, Biro Keamanan Umum Kota Guangzhou menerima peringatan yang mengatakan bahwa seorang pasien di bangsal isolasi Rumah Sakit Rakyat No.8 Guangzhou tidak bekerja sama dengan perawatan dan melukai seorang perawat.
Perawat telah meminta untuk mengambil tes darah dari pasien, tetapi dia menolak dan mencoba berjalan keluar dari ruang isolasi.
Namun, saat perawat berusaha menghentikannya agar tidak pergi, ia malah memukulinya dan menggigit wajahnya.
Cedera ditemukan di wajah, leher dan pinggang perawat yang diidentifikasi sebagai cedera ringan.
Saat ini, polisi telah membuka kasus kriminal untuk menyelidiki masalah ini sementara rumah sakit telah memperkuat keamanan di bangsal isolasi.
Tersangka juga menjalani isolasi dan perawatan di bawah pengawasan polisi.
Ketika perawatan selesai, polisi akan segera mengambil tindakan dan menghukum tersangka sesuai dengan hukum dan peraturan.
Diketahui juga bahwa di baru-baru ini viral di akun instagram @mak_nyinyir mengunggah sebuah postingan yang sangat mengiris hati.
Dalam video itu, nampak 7 orang petugas menggunakan baju APD lengkap sedang menandu jenazah kembali ke ambulans.
Ternyata, mereka baru saja batal memakamkan seorang pasien meninggal karena corona di sebuah pemakamaman umum.
Pasalnya, nampak kerumunan warga yang terus berteriak menolak pemakaman itu dilakukan di daerah tempat tinggal mereka.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Dalam video itu tak dijelaskan dimana persisnya kejadian ini terjadi.
Namun yang jelas, warga nampak melempari petugas dengan batu, hingga seorang petugas berbaju APD biru tersulut emosi.
"Jangan lempar batu, kita juga manusia bro", teriaknya kepada warga sambil mengacungkan jari sebagai tanda memberi peringatan.
Aksi warga ini langsung disayangkan oleh banyak wargananet.
"Petugas yang membawa jenazah pasien positif corona dilempari batu oleh warga setempat.
.
Harusnya kita berterimakasih pada mereka yang sudah membantu proses pemakaman jenazah bukan sebaliknya melempari mereka batu", tulis akun instagram @mak_nyinyiir pada unggahannya.
Kolom komentar pun ikut dipenuhi oleh warganet yang tak menyetujui aksi warga ini.
@dr.arifgunz: Yaa alloh cuma ada di indonesia kayak gini gak punya adab bener
@diandra_lee: Terus kalo misalnya yg lempar batu atau keluarganya yg kena covid19 terus meninggal gimana ? dalam keadaan kayak gini ada2 aja orang ga punya hati.
Artikel ini telah tayang di worldofbuzz.com dengan judul Nurse Gets Assaulted & Bitten On Face by Covid-19 Patient Who Refused Treatment
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR