Fakta Baru Terungkap! WHO Sebut Virus Corona Dapat Bertahan Hidup di Udara dan Beberkan Strategi yang Dipakai Untuk Basmi Wabah Ini
SajianSedap.com - Wakil Kepala Lembaga Eijkman Institute, Professor David Handojo Muljono memberi tanggapan soal hasil penelitian World Health Organization (WHO).
Hal ini terkait Virus Corona bisa bertahan hidup di udara (survive in airborne).
Professor David Handojo Muljono mengatakan penularan karena dekat dengan penderita Virus Corona hingga terkena cairan dropletnya.
"Tapi lebih intens kalau melalui udara ataupun partikel-partikel yang terhirup," kata Prof Daviddi dari kanal YouTube Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Minggu (22/3/2020),
Prof David menjelaskan bahwa virus dari droplet orang batuk itu bisa bertahan di udara.
Baca Juga: Roasted Fish Cake with Made from Ground Catfish, A Perfect Snack For Leisure Time!
Baca Juga: Recipe of Fried Tahu with Petis Filings, A Tasty Late-Night Snack!
Hal itu dipengaruhi dengan kelembaban yang tinggi dan berat virus yang ringan.
Akibatnya, virus itu tidak akan mudah jatuh ke bawah.
Penjelasan Ahli
"Nah ini dapat diartikan bahwa virus itu bisa bertahan setelah seseorang batuk kan terutama kalau kelembaban tinggi dan berat jenis virus ini ringan."
"Sehingga dia tidak serta merta ketarik gravitasi bumi ke bawah tapi dia bisa melayang," ungkap Prof David.
Sehingga, jika orang berdekatan dengan pasien Virus Corona maka risiko penularan makin tinggi.
Ia juga mengatakan bahwa ruang indoor mempengaruhi kecepatan virus turun hingga menjadi lebih lambat.
"Mengambangnya sih dia pelan-pelan akan turun tetapi ada aliran (proses terdahulu)."
"Terutama kalau jarak dekat dan indoor dikatakan kalau sirkulasi AC di ruang tertutup," katanya.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Pada kesempatan yang sama, Prof David juga menjelaskan beberapa faktor mengapa peningkatan Virus Corona di Indonesia sangat cepat.
Ia menegaskan bahwa penularan terjadi karena kontak.
Sedangkan, social distancing atau jarak sosial di Indonesia tidak sejak awal dilakukan.
"Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan cepatnya transmisi tersebut bukan karena cuaca, justru kontak."
"Dan pada saat itu memang belum diketahui atau belum ada kesepakatan harus Social Distancing," jelas Prof David.
Tindakan Pencegahan
Studi menunjukkan bahwa virus corona mampu bertahan hidup di udara (survive in airborne) dalam beberapa kondisi.
WHO pun sedang mempertimbangkan tindakan pencegahan melalui udara untuk staf medis yang bertugas.
Ahli penyakit menular Tolbert Nyenswah, Profesor di Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health, mengatakan ada strategi yang dipakai untuk melawan covid19.
Yaitu, tidak hanya tergantung dari lokasi geografis atau jumlah penduduk (sekalipun itu memainkan faktor besar dan bisa sangat berpengaruh).
Akan tetapi, lebih banyak dari kebijakan yang inovatif, kesiapan dan respons yang cepat.
Menurut Dr Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit baru dan zoonosis, Virus corona dapat melayang di udara.
Tetap menggantung di udara tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti panas dan lembab.
Hingga Minggu (22/3/2020) telah terjadi 307.720 kasus virus corona di seluruh dunia, menurut data dari Worldometers.
13.054 korban meninggal dunia, sedangkan 95.797 pasien berhasil sembuh.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul FAKTA BARU WHO Ungkap Virus Corona Dapat Bertahan Hidup di Udara, Ini Penjelasan Profesor Biologi
Source | : | manado.tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR