3. Stroke
Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terputus.
Kondisi itu dapat disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di arteri.
Stroke dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak dan mengakibatkan berbagai kecacatan, termasuk gangguan bicara dan bahasa, otot yang melemah, dan perubahan pada keterampilan berpikir dan bernalar.
Sebuah tinjauan pada tahun 2010 terhadap 25 studi dengan hampir 2,3 juta partisipan menemukan bahwa obesitas meningkatkan risiko stroke hingga 64 persen.
4. Apnea tidur
Apnea tidur adalah gangguan di mana seseorang dapat berhenti bernapas sejenak saat tidur.
Orang yang kelebihan berat badan dan hidup dengan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan itu.
Apnea tidur bisa terjadi karena para pemiliki perut buncit cenderung mempunyai lebih banyak lemak yang tersimpan di leher sehingga membuat jalan napas menyusut.
Jalan napas yang lebih kecil dapat menyebabkan mendengkur dan kesulitan bernapas di malam hari.
Mengurangi berat badan disinyalir dapat membantu seseorang mengurangi jumlah lemak di leher dan menurunkan risiko apnea tidur.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR