“Panik pasti. Saya waktu itu sampai menyimpan masker dan sanitizer dari Indonesia. Saya juga enggan ke mana-mana. Sekarang sudah lebih tenang dan menjalankan perkuliahan kembali seperti biasa," tandasnya.
Membatasi aktivitas di luar rumah Baik Grace dan Jeremia mengaku tetap beraktivitas seperti biasa.
Namun, mereka memilih untuk membatasi aktivitas di luar rumah.
Jeremia misalnya. Dia menuturkan lebih banyak di kamar. Jika pun harus keluar, itu hanya untuk kuliah serta makan.
Itu pun jika makan dia memilih tempat yang dekat seperti kantin.
"Lebih baik saat ini untuk menghindari tempat-tempat tertutup ramai seperti mall dan gym,” jelas Jeremia.
Bahkan untuk perkuliahan, Jeremia menyampaikan universitas sudah memutuskan metode online learning untuk kelas dengan jumlah pelajar lebih dari 50 orang.
“Online learning adalah kebijakan yang baik. Lebih aman karena tidak perlu berbaur dalam keramaian," paparnya.
Tak jauh berbeda dengan Jeremia, Grace juga menyampaikan bahwa dia tetap keluar rumah bersama keluarga, namun hanya di tempat yang dekat.
Jika mereka berolahraga, mereka melakukannya di halaman asrama.
"Bagaimana pun, anak-anak perlu sinar matahari dan supaya mereka tak jenuh di di rumah," terangnya.
Grace juga mengatakan terdapat pemeriksaan teratur suhu tubuh secara rutin untuk siapa pun yang akan memasuki asrama.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR