Rumahnya Tenggelam Saat Banjir, Pria Ini Jadi Kaya Raya Setelah Temukan Tumpukkan Emas Saat Cuci Piring!
SajianSedap.com - Kita memang tidak pernah tahu kapan rezeki akan datang.
Seperti hal yang dialami seorang pria bernama Baba.
Ia sempat putus asa saat rumahnya tenggelam karena banjir.
Beruntung, Ia malah jadi kaya raya setelah menemukan tumpukkan emas saat tengah mencuci piring.
Baca Juga: Pantas Harganya Meroket, Ternyata Manfaat Jengkol Tidak Main-main Untuk Tubuh! Ini Alasannya
Habis gelap terbitlah terang mungkin judul buku yang ditulis oleh RA Kartini bisa menjadi gambaran dengan apa yang terjadi pada seorang pria bernama Baba.
Masih ingat dalam ingatannya, 3 tahun silam saat rumahnya tenggelam karena banjir, ia malah mendapat rezeki nomplok tak terduga.
Banjir besar itu menenggelamkan rumah Baba yang berada di Ulunggolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Selatan 2017 silam.
Kala itu, rumah Baba ikut terendam bersama ratusan rumah warga lainnya.
Kronologi Menemukan Tumpukkan Emas
Dikutip TribunMataram.com dari Pos Belitung, Kamis (2/2/2019), sekitar pertengahan bulan April tahun 2017 silam,banjir tahunan melanda daerah Ulunggolaka, Kabupaten Kolaka,Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Resep Nasi Goreng Sosis Enak Ini Disajikan Dengan Bahan yang Sederhana
Banjir tahunan yang melanda daerah ini sama parahnya dengan bencana banjir yang kini tengah dialami oleh sejumlah warga ibukota.
Ratusan rumah terendam dan ribuan barang berharga milik warga habis terbawa arus air yang menggenangi daerah mereka.
Namun usai banjir surut, bukannya terpuruk, warga Ulunggolaka malah mendadak jadi kaya dalam semalam.
Tumpukan emas tersebut ditemukan oleh salah seorang warga yang tengah mencuci piring, Baba.
Kepada awak media, Baba mengaku saat itu ia tengah beristirahat usai makan siang.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Sembari mencuci piring bekas makan siangnya, Baba iseng mendulang seperti penambang emas di bantaran sungai.
Tak disangka, aksi isengnya itu ternyata menghasilkan butiran emas dengan ukuran besar.
"Saya kan tiap hari berprofesi sebagai tukang gergaji pohon.
Baca Juga: Resep Roti Gulung Keju Daging Asap Enak, Menu Sarapan yang Bikin Siapapun Jatuh Cinta
Saat beristrahat setelah makan siang, saya cuci piring di sungai sambil iseng-iseng mendulang. Eh, ternyata ada emasnya," kata Baba.
Tak ayal penemuannya ini pun langsung dikabarkan kepada warga lainnya dan menyebar luas hingga ada warga yang mengikuti jejaknya.
"Ada warga yang tahu kalau saya mendulang emas. Dia ikut dan ini cerita terus beredar hingga saat ini banyak orang yang lokasi tambang itu," tutur Baba.
Saking melimpahnya emas dalam aliran sungai tersebut, dalam sehari ada seorang warga yang bisa mendulang emas 10 hingga 30 gram dalam sehari.
"Sekitar empat hari kabar menyebar luas akhirnya sekarang ratusan orang padati lokasi. Kalau kami berbicara hasil memang ada, Pak.
Saya saja bisa dapat sampai 30 gram sekali mendulang. Pendulangan masih manual," kata Mardin, salah seorang warga yang ikut jadi korban dampak banjir.
Hingga saat ini, belum ada aparat yang turut mengawasi.
Baca Juga: Resep Wedang Gaul Enak Ini Cocok Banget Dinikmati Saat Musim Hujan
Bupati Kolaka Ahmad Safei menyatakan, pemerintah akan segera menertibkan lokasi penemuan emas tersebut.
Sebab, menurut pengakuan Bupati Kolaka tempat itu masuk dalam wilayah konservasi.
"Itu kawasan konservasi, dilindungi."
"Masyarakat tidak dibenarkan beraktivitas di tempat tersebut," kata Ahmad Safei usai mengikuti HUT Sultra ke-53 di kawasan eks MTQ Kota Kendari.
Maka, pemerintah sedang melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat akan status lokasi tersebut.
Ahmad Safei menegaskan, pemerintah memberikan waktu kepada seluruh warga untuk meninggalkan lokasi tersebut dalam kurun waktu dua minggu ke depan.
"Jika masih ada yang melakukan aktivitas penambangan emas, maka kami akan paksa keluar," tutupnya.
Baca Juga: Resep Cah Tempe Caisim Enak, Menu Pelengkap Kilat Untuk Malam Hari
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR