Pemicu hidrosefalus pada bayi belum diketahui dengan jelas, tetapi secara umum dapat disebabkan oleh cacat genetik, perdarahan pada janin sebelum kelahiran, infeksi pada ibu seperti toksoplasma atau sifilis, atau cacat lahir seperti spina bifida.
Pada bayi, hidrosefalus bisa dideteksi lewat pemeriksaan USG saat bayi berusia sekitar 6-7 bulan dengan cara mengukur lingkar kepala janin.
Semakin cepat kondisi ini ditemukan dan diobati, dampak kerusakan jangka panjang bisa dicegah.
Walau demikian, mayoritas tanda hidrosefalus baru diketahui beberapa bulan setelah bayi lahir berupa kepala yang tampak lebih besar.
Baca Juga: Makanan Penyebab Hepatitis A, Jauhi Makanan Enak ini Jika Masih Sayang dengan Organ Hati Anda!
Memang perkembangan kepala bayi memang lebih pesat pada setahun pertama usianya, tetapi pada kasus hidrosefalus kepalanya berkembang lebih cepat dibanding laju normalnya.
Tekanan cairan pada otak akan menyebabkan bayi menjadi sangat rewel, kebanyakan tidur, sering muntah, dan hanya mau menyusu sedikit.
Untuk memastikan adanya hidrosefalus, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk CT scan, MRI, atau USG untuk mendapat gambaran yang lebih detil.
Untuk menghindari itu, seorang Ibu hamil harus menjaga kesehatan janin.
Bahkan sebaiknya menghindari makanan dan minuman berikut ini.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas.com,tribunnews,nakita.grid.id |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR