Penyebab Meninggalnya Satia Putra, Bocah Obesitas yang Makan 7 Kali Sehari sampai Beratnya 110 Kilogram! Padahal Sedang Main Bersama Teman
SajianSedap.com - Satia Putra, bocah asal Karawang meninggal dunia karena obesitas.
Pola makan yang buruk membuat dirinya menghembuskan nafas terakhir pada umur 7 tahun.
Bocah yang dikenal ramah ini, ternyata mengalami berat badan yang kian naik setelah disunat pada usia 3 tahun.
Semakin hari, nafsu makan Satia terus meningkat, hingga dirinya mencapai berat badan 97 kilogram.
Namun, Satia Putra mengalami kenaikan berat badan 5 kilogram, dari 105 kilogram menjadi 110 kilogram sebelum tutup usia.
Pola Makan Buruk
Tiap hari, Satia makan enam hingga tujuh kali belum termasuk ngemil, contohnya bakso.
Malam sebelum tidur, Satia juga kerap merengek meminta makan.
Tiap kali makan, porsi makannya pun banyak, tak seperti anak-anak pada umunya.
"Kalau bangun, misalnya jam 12 malam dia (Satia) juga sering minta makan. Kalau enggak dikasih marah-marah," kata Sarli, ayah Satia.
Tiap kali makan, bocah yang seharusnya tahun ini bakal memasuki sekolah dasar itu mesti ada lauk, misalnya ikan atau telur.
"Kalau tidak ada lauk, dia rewel," kata dia. Apalagi, Satia jarang main.
Tiap hari hanya nonton tv di warung.
Maklum, sudah lama keluarga Sarli memilih tinggal di warung dekat pantai, sembari mencari nafkah.
"Main kalau pulang ke kampung (masih Kampung Cilempung, namun di wilayah padat penduduk), di sana banyak temannya," ujar dia.
Ditawarkan Operasi, Namun Ditolak Orang Tua
Akibat obesitas yang yang dideritanya, Satia tidak bisa tidur terlentang.
Ia tidur dengan cara duduk, kemudian punggungnya diganjal dengan bantal.
Artikel akan berlanjut setelah video ini.
"Dia sering merengek enggak bisa tidur," ungkap Sarli.
Dibawa ke RSUD Karawang Satia kemudian dibawa ke RSUD Karawang pada Rabu (3/7/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
Satia sempat merengek tak mau turun dari ambulans.
Orangtua Satia, camat, Wakil Bupati Karawang hingga paramedis turut merayunya.
Satia kemudian meminta dibelikan mainan.
Setelah sebuah mainan beko remot datang, barulah ia menurut untuk diobservasi oleh dokter.
Satia diobservasi sekitar setengah jam oleh dokter spesialis anak.
Hasilnya, secara garis besar Satia hanya mengalami obesitas akibat pola makan yang tidak wajar.
"Hasil awal hanya mengalami kegemukan. Tensi dan lainnya wajar," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) RSUD Karawang Sri Sugihartati.
Untuk menjalani pemeriksaan secara menyeluruh dan lengkap, Satia dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Namun, rujukan tersebut urung dilakukan menunggu pemberkasan admistrasi dan kesiapan keluarga.
Ditawari operasi bariatik Sarli menyabutkan, ia pernah ditawari operasi penyempitan lambung untuk Satia.
Namun, ia menolak lantaran tak tega. "Saya tidak tega, dia (Satia) masih kecil," kata dia.
Saat itu, kata Sarli, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ahli RSUD Karawang, Satia dinyatakan sehat.
Tidak ada gangguan pada organ dalam Satia, ia hanya kegemukan.
Sarli dan Komariah kemudian meminta obat penurun nafsu makan.
Namun, nafsu makan Satia masih saja besar dan berat badannya bertambah.
Merengek Minta Mainan Sampai Alami Sesak Nafas
Sebelum meninggal, Satia berulang kali merengek minta mainan.
Bahkan dari konfirmasi sang ayah, Sarli, pada Sabtu (28/9/2019) sekitar pukul 12.00 WIB, anaknya itu masih bermain dan memboncengnya naik motor.
"Pah beli mainan yuk. Ini yang terakhir," kata Sarli, di rumahnya Jalan Raya Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Minggu (29/9/219).
Sarli menyebut, Satia memang kerap merengek minta mainan.
Bahkan, saat dibawa ke RSUD Karawang untuk pertama kali, Satia sempat menangis dan tidak mau turun.
Baru setelah dibujuk dibelikan mainan, ia mau turun untuk diperiksa dokter.
Selain minta dibelikan mainan, Satia juga mengeluhkan sakit.
Pekan lalu, Satia batuk dan kemudian dibawa ke Puskesmas.
Namun, ia kemudian juga mengalami sesak nafas.
Oleh dokter, Satia disarankan dibawa ke rumah sakit.
"Pah saya enggak kuat, soalnya sakit banget," kata Sarli, menirukan perkataan Satia.
Kondisi Menurun Hingga Meninggal Dunia
Komariah, sang ibu, menyebut, pemeriksaan terakhir Satia menderita Asma.
Satia pun sempat dirawat dan dipasang alat bantu pernapasan.
Berdasarkan saran dokter, Satia akan dibawa ke RSHS Bandung pada Minggu (29/9/2019).
Sabtu (29/9/2019) sekitar pukul 12.00 WIB, Satia masih bermain bersama teman.
Namun, sore hari kondisinya menurun.
Baca Juga: #SahabatSayur Mau Buat Mi Instan Lebih Sehat? Coba Campurkan Sayuran Ini Saja!
Keluarga bermaksud langsung membawa ke rumah sakit sekitar pukul 21.00 WIB.
"Saya pinjam cator ke Pak Lurah (Kades Pasirjaya). Baru beres-beres, catornya dibersihin, udah enggak ada (meninggal)," kata dia.
Source | : | Kompas.com,Sripoku.com |
Penulis | : | Refina Jasmine |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR