Melansir dari Kompas.com, mengonsumsi mi instan sekitar 3 kali seminggu akan meningkatkan risiko penyakit sindrom kardiometabolik.
Kondisi tersebut membuat seseorang lebih berisiko tinggi alami penyakit jantung, diabetes dan stroke.
Bahkan dilansir dari The Washington Post, sebuah studi justru menyebutkan mengonsumsi mi instan 2 kali dalam seminggu sudah cukup membahayakan kesehatan.
Ketua peneliti, Dr Hyun Joon Shin yang melakukan penelitian di Amerika Serikat juga menyatakan kalau kebiasaan mengonsumsi mi instan sangat berdampak buruk pada perempuan.
Pada dasarnya mi instan mengandung garam yang tinggi.
Pola makan tinggi mineral seperti ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Karena itu ada sebuah himbauan agar orang tak terlalu sering mengonsumsi mi instan.
Selain tidak mengandung nutrisi dan gizi, mi instan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dicerna.
Artinya sistem pencernaan dalam tubuh manusia setelah mengonsumsi mi instan akan bekerja lebih keras dan lama untuk memecah makanan.
Source | : | World of Buzz,Nakita |
Penulis | : | Refina Jasmine |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR