Bukan cuma menu makannya yang terlihat lezat, pernikahan keduanya tetap mengusung konsep 'Piring Terbang'.
Konsep ' piring terbang' bukan hal aneh jika bertamu ke resepsi pernikahan atau acara lain di Solo, Jawa Tengah.
Pemilihan sebutan 'piring terbang' yang unik ini mengacu pada cara penyajian hidangan bagi para tamu yang serba cepat, seakan piring menjadi terbang saking cepatnya.
"Konsep piring terbang sebenarnya memantulkan sesuatu hal yang tergesa-gesa tetapi ada kepraktisan juga di situ," kata Dosen Prodi Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Priyatmoko saat dihubungi KompasTravel, Senin (6/11/2017).
Heri menjelaskan jika konsep piring terbang ini mulai terkenal sejak menjamurnya jasa boga (katering) pada era 1980-an di Solo.
Konsep piring terbang ada karena pihak jasa boga mempelajari kapasitas ruang, ketersediaan waktu, dan jumlah tamu dalam sebuah resepsi.
Untuk membayangkan konsep piring terbang, tamu di suatu resepsi hanya perlu duduk manis di bangku yang telah disediakan.
Pada saatnya tiba, pramusaji akan keluar menghidangkan makanan dan minuman dalam ukuran per porsi.
Dengan urutan penyajian pertama minuman dan camilan, sop, nasi dan lauk, dan terakhir minuman es atau makanan manis.
KOMENTAR