Di atas gentengnya, terlihat ada bekas nasi yang dikeringkan, dengan beralaskan karung plastik.
Di dalam dapur, sebuah tungku tanah sudah tertutup debu tebal.
Beberapa ekor ayam dan kucing, berkeliaran di dalamnya.
Dapur tersebut, hampir tidak ada bedanya dengan kandang hewan ternak.
Amur, tinggal di suraunya. Ia tidak bisa mengenali siapa yang datang.
Matanya sudah rabun. Setiap ada suara di halaman rumahnya, ia menyebut nama Sumairah atau Sulihah.
Dua anaknya itu yang paling sering datang mengunjunginya.
Ada beberapa tetangga yang merasa iba dengan kondisi Amur, juga datang memberikan makanan sekadarnya.
Jerat kemiskinan
Melihat ada orang datang di rumah ibunya, Sumairah yang tinggal 200 meter dari rumah ibunya, datang menghampiri setelah mendengar informasi dari tetangganya.
Ia tahu jika yang datang, membawa sedikit bantuan. Ia bercerita tentang nasib ibunya dan keluarganya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR