SajianSedap.com – Tubuh Ani Yudhoyono semakin kurus akibat sulit makan.
Ini rentetan bukti Ani Yudhoyono divonis leukimia.
Sudah tiga bulan lalu Ani Yudhoyono divonis leukimia oleh dokter.
Karena kondinya tersebut, Ia harus menginap di rumah sakit Singapura.
Bukan hanya itu saja, Mantan Ibu Negara ini juga harus menjalani serangkaian pengobatan dari dokter.
Baca Juga: Dapatkan Liburan Gratis ke Bangkok dan Malang dengan Upload Foto Olahan Quaker Oats
Salah satu pengobatan tersebut adalah kemoterapi.
Kemoterapi yang diterima oleh istri SBY ini memang tidak berdampak pada fisik Ani.
Namun, pengobatan ini berdampak pada nafsu makannya.
Sudah berbulan-bulan Ani kehilangan nafsu makan yang membuat tubuhnya semakin kurus.
Walaupun, tengah berjuang melawan penyakitnya, sebuah kabar tidak mengenakan beredar.
Dituduh Pura-Pura Sakit
Baru-baru ini beredar kabar dari twitter yang mempertanyakan kebenaran sakit yang dialami oleh Ani Yudhoyono.
Mereka menganggap sakitnya Ani hanyalah sebagai alat untuk modus.
Bahkan ada yang menganggap ibu dua anak itu hanyalah pura-pura sakit.
Seperti yang ditulis oleh akun @IskndrSnjaya, “"Ibu Ani sakit apa sih.. kok berbulan-bulan di RS Singapura? Modus kayaknya.. kasian mantan ibu negara dijadikan alat modus deh, andai benar.. maaf,"
Melihat unggahan yang menjelekan Ani, Ferdinand Hutahaean, yang merupakan anggota partai Demokrat tampak geram.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini.
Ia tampak tidak terima dengan tuduhan-tuduhan tersebut dan membalas dengan penuh amarah.
“Kiranya Tuhan yang Maha Kuasa memberi kamu cobaan dengan penyakit yang sama dengan ibu Ani agar kamu tak perlu bertanya sakit apa dan mengapa lama. Amin Ya Allah!!"
Terlepas dari tuduhan tersebut, ini dia deretan bukti yang menunjukan bahwa Ani benar-benar sakit parah dan tengah berjuang melawan leukimia.
1. Wajah Lebam dan Semakin Kurus
Dari beberapa foto yang diunggah oleh keluarga SBY semenjak berada di rumah sakit, perubahan fisik pun terlihat dari tubuh Ani.
Tampak tubuh Ani yang semakin mengurus karena sulit makan.
Hal ini terlihat saat kunjungan BJ Habibie ke Singapura.
Bukan hanya itu saja, wajahnya juga menghitam dan tampak lebam.
Ternyata ini merupakan efek pengobatan kemoterapi yang dijalani oleh Ani.
Nah, salah satu efek samping kemoterapi adalah hiperpigmentasi yang diduga dialami oleh Ani Yudhoyono.
Hiperpigmentasi adalah berubahnya warna kulit menjadi lebih gelap dari pada sebelumnya.
Beberapa obat kemoterapi seperti alkylating agent dan antitumor antibodi dapat menyebabkan perubahan warna kulit menjadi gelap.
2. Sempat Masuk ICU
Kondisi Ani yang sangat rentan dengan perubahan emosi dan keadaan ternyata smepat membuat wanita 66 tahun itu masuk ke ICU.
Hal itu diungkapkan Anissa Pohan lewat postingan terbaru di akun Instagramnya, Jumat (5/4/2019).
Annisa Pohan terlihat mengunggah beberapa foto yang memperlihatkan Ani Yudhoyono berbaring lemas di ruang ICU.
Ani Yudhoyono terlihat menggunakan selang oksigen.
Lewat keterangan foto, Annisa Pohan mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu, Ani Yudhoyono sempat dipindahkan ke ICU untuk dimonitor lebih dekat karena demam tinggi.
Namun, beberapa hari kemudian kondisinya dikabarkan membaik.
3. Tubuh Penuh Jarum
Baru-baru ini kondisi Ani dikatakan membaik sehingga boleh pergi keluar ruangan rumah sakit.
Dalan beberapa foto yang diunggah di akun pribadi Ani dan Annisa Pohan, tampak sang mertua sangat bahagia bisa keluar dari kamar.
Walaupun masih lemas dan harus menggunakan kursi roda, Ani yang bahagia sempat merentangkan tanggannya.
Namun, dari foto tersebut tampak banyak jarum suntik yang menusuk lengan kanan Ani.
Jarum-jarum itu dibiarkan masih menusuk di lengan Ani walau tak ada selang yang menempel di sana.
Bisa jadi, jarum tersebut jadi tempat masuknya obat sampai infus selama pengobatan.
Melihat tiga bukti-bukti tersebut terbayang sudah bagaimana perjuangan Ani selama ini di rumah sakit.
Bukan hanya Ani, keluarga yang setia menemani selama tiga bulan berturut-turut pun telah melakukan pengorbanan yang luar biasa.
Menurut Sase Lover, benarkah isu yang beredar itu?
KOMENTAR