SajianSedap.com - Melihat masih begitu banyaknya masyarakat di Indonesia yang kerap membuang-buang makanan, membuat Herman Andryanto dan Astrid Paramita tergerak untuk ikut mengurangi jumlah pembuangan makanan yang masih layak makan.
Setelah melalui berbagai pemikiran, akhirnya mereka mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama Food Cycle.
Ada 3 kegiatan utama Food Cycle, yakni re-distribusi, re-produksi, dan recycle.
Baca Juga : Punya Makanan Sisa? Sumbangkan Ke Food Cycle Supaya Jadi Berguna untuk Sesama
Re-distrbusi adalah kegiatan mengumpulkan limbah makanan, misalnya dari acara pernikahan.
Memang, tak semua jenis makanan bisa dikumpulkan oleh komunitas Food Cycle karena mereka pun memiliki beberapa kriteria.
“Tak sembarang makanan kami ambil. Tim kami akan melihat dan memeriksanya terlebih dahulu, apakah masih layak untuk dibagikan kepada yang membutuhkan dan lebih berhak atau tidak,” jelas Herman.
Yang juga menarik dari kegiatan yang diinisiasi Food Cycle adalah memproduksi kue bolu dari bahan pisang yang nyaris membusuk, dengan kulit yang sudah mulai tampak menghitam dan tak laku lagi dijual di pasaran.
“Setelah berhasil melakukan re-distribusi, kami juga melakukan re-produksi. Yakni dengan memproduksi pisang ke dalam bentuk kue yang kemudian kami pasarkan dengan merek Manna cake,” terang Herman.
Baca Juga : Unggah Makanan Unik Hingga Nostalgia di Jepang, Maia Estianty Benar Hadiri Pernikahan Syahrini-Reino Barack
Manna Cake Si Kue Zero Waste
Berbeda dengan kegiatan pertama yang termasuk ke dalam kegiatan non-profit, Manna Cake memang sengaja dijual untuk membantu pendanaan bagi kegiatan lainnya.
“Hasil dari berjualan Manna Cake, uangnya kami gunakan untuk membiayai kegiatan kami lainnya,” tutur Herman.
Herman mengatakan, Food Cycle mendapatkan sumber pisang dari distributor pisang di salah satu daerah.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
“Kalau sedang berada di supermarket dan melihat ada pisang yang sudah mulai berbintik hitam, kami juga bisa ambil dan selanjutnya diolah menjadi kue bolu,” paparnya lagi.
Tanpa syarat yang spesifik,kata Herman, semua jenis pisang yang sudah tampak mulai menghitam, ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada kulitnya, akan diambil oleh tim Food Cycle.
Baca Juga : Setelah Unggah Foto Makan Berdua Pacar, Rina Nose Kini Saling Balas Ungkapkan Cinta dengan Cara Unik
Mengapa memilih pisang dan bukan buah yang lain?
Menurut Herman, timnya memilih pisang karena mereka melihat, buah jenis ini merupakan penyumbang sampah makanan terbesar.
Bahkan, dari hasil pengamatan mereka, dalam 1 bulan saja pisang yang terbuang bisa berton-ton!
“Pisang, kan, mudah sekali matang. Tak heran jika pisang merupakan penyumbang sampah makanan terbanyak. Padahal, pisang yang matang, kandungan nutrisinya semakin tinggi dan enak dijadikan kue.”
Sudah Masuk ke Kafe
Untuk diolah menjadi kue bolu, tim Food Cycle mencampurkan bahan pisangyang sudah terlalu matang tadi dengan bahan utama oats.
Sang kreator yang bertanggung jawab di dapur adalah Erwin Sujono.
Menurutnya, ada beberapa pilihan kue yang bisa diolah dengan bahan pisang.
Akan tetapi pilihan jatuh kepada kue bolu crumble pisang, yang dinilai simpel pembuatannya dan cita rasanya disukai banyak kalangan.
“Uji coba kuenya beberapa kali, sempat dikukus dan dipanggang. Akhirnya dibuat cumble agar masih ada kandungan fiber atau serat dan nutrisinya, apalagi ditambah oats.,” papar Erwin, di sela acara Pasar Akhir Pekan di Jakarta, di mana Food Cycle ambil bagian di dalamnya.
Baca Juga : Resep Membuat Sosis Panggang Saus Keju, Cara Unik Agar Si Kecil Mau Sarapan
Ternyata, kue bolu crumble pisang ini juga memiliki sejarah yang berkaitan dengan fenomena pembuangan makanan.
“Dulu di Eropa, ketika sedang mengalami situasi sulit, warganya lebih banyak mengonsumsi bolu crumble. Menurut kami, konsepnya jadi nyambung,” imbu Erwin yang mengaku melakukan trial and error sebanyak 2 kali untuk uji resep kuenya.
Kue bolu cruble pisang Manna Cake dipasarkan melalui website www.kitabisa.com dan sudah masuk ke beberapa kafé.
Tentu saja, Manna Cake yang ada di kafe disajikan dalam tampilan yang lebih mewah, dialasi sebuah piring dan ditata secantik mungkin. “Harganya Rp 100 ribu untuk ukuran 15x7x4 cm dengan berat sekitar 350 gram,” tambah Herman.
Berdayakan Anak Jalanan
Nilai tambah dari Manna Cake ternyata tak hanya penggunaan bahan pisang yang nyarus busuk saja. Tetapi Food Cycle juga melibatkan para anak jalanan untuk ikut membantu membuat kue bolu crumble pisangnya
“Ya, kami juga memberdayakan anak-anak jalanan yang kami beri makanan dari kegiatan re-distribusi untuk ikut membuat kue bolu pisangnya,” ujar Herman. Anak-anak yang diberikan kesempatan untuk bisa masuk ke dapur Food Cycle rata-rata masih remaja, usia 13 tahun atau lebih.
Saat berada di dapur, mereka mendapatkan berbagai pengetahuan dasar di bidang kuliner, dari berbelanja ke pasar, menimbang bahan baku, hingga ikut terjun dalam proses pembuatannya.
Selain mendapatkan berbagai ilmu, mereka pun akan diberikan sertifikat setelah 8 bulan bekerja di dapur Food Cycle.
Baca Juga : Waspada Bagi Pencinta Seafood! Anda Mungkin Tak Sadar Telah Menelan Sampah
“Setelah 8 bulan bekerja di dapur kami, mereka akan mendapatkan sertifikat sekaligus tabungan berupa beasiswa untuk melanjutkan studi ke sekolah formal.
Kami bahkan sudah mendapat subsidi dari sekolah kulinari juga,” ujarnya sambil memaparkan, “Harapannya, selepas dari kami, mereka bisa membuka usaha atau bekerja di restoran, sehingga memiliki kehidupan yang lebih baik.”
Sampai saat ini, kata Herman, Food Cycle mampu memproduksi 15-20 kg pisang dalam sehari untuk dijadikan kue bolu crumble pisang.
“Dalam sehari, kami bisa memproduksi 120-an loyang kue bolu. Memang, sih, penjualannya belum stabil dan pasarnya belum terbentuk karena kegiatan kami pun masih terbilang baru,” akunya.
Kue bolu crumble pisang Manna Cake, lanjut Herman, memiliki masa konsumsi selama 4 hari bila disimpan di suhu ruang dan tahan sampai 7-8 hari bila disimpan di dalam lemari es.
“Kalau disimpan di dalam frezzer malah bisa tahan sampai 2 bulan,” pungkas Herman. (ANIZA P)
Baca Juga : Jangan Dibuang! Sampah Dapur Ini Ternyata Bisa Menggantikan Posisi Pengharum Ruangan
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR