Pada kesempatan yang sama, Tupperware Indonesia juga meluncurkan pressure cooker made in Germany, yang ditujukan bagi para ibu yang ingin menaklukkan beragam tantangan di dapur.
Pressure cooker berkapasitas 6,5 L ini sangat praktis dan aman digunakan karena mampu memasak 3x lebih cepat, sehingga nutrisi makanan tetap terjaga, hemat waktu dan bahan bakar.
Hanya dalam 30 menit Anda bisa menyajikan masakan sehat berkualitas tinggi bagi keluarga tercinta.
Terdapat 4 sistem keamanan pada pressure cooker
1. Presssure Indicator Pin & Locking Slider yang otomatis mengunci ketika tekanan mulai terbentuk
2. Pressure Control Valve dengan 2 level pengatur tekanan
3. Cooking Indicator berfungsi mendeteksi level tekanan, bila terlalu tinggi akan muncul lingkar merah
4. Safety Window yang berfungsi jika terjadi peningkatan tekanan abnormal maka uap panas akan di keluarkan melalui safety window.
Baca Juga : Tupperware Kini Bisa Digadaikan, Segini Jumlah Pinjaman yang Akan Didapatkan
Di zaman modern yang serba instan, sajian bernutrisi dengan bahan segar kini menjadi kemewahan.
Proses mempersiapkan makanan yang sehat dan bernutrisi terkadang lebih lama dan melelahkan dibandingkan membeli produk instan serupa dalam kemasan.
Beberapa makanan seperti bandeng presto, ayam tulang lunak, sup buntut, sup iga, atau ketupat, proses pembuatannya cukup makan waktu, repot, dan membuat dapur berantakan.
Membayangkannya saja bikin kita enggan melakukannnya.
Terlebih lagi jika harus berhadapan dengan pressure cooker yang tak konsisten dan kerap dianggap kurang aman.
Berlatar alasan tadi, banyak yang cenderung menghindari menggunakan pressure cooker untuk menghindari beragam risiko, padahal memasak dengan pressure cooker banyak sekali keunggulannya.
Nah, didorong permintaan pasar, sekaligus bagian dari misi Tupperware mengukuhkan diri sebagai culinary company, pressure cooker ini pun dihadirkan untuk menjawab kebutuhan konsumen.
Baca Juga : Tupperware Sejuta Peluang Dukung Womenpreneur Indonesia
Penulis | : | Intan Yusans |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR