Sajiansedap.com - Segulung yangkomochi ini rata-rata berukuran 30-32cm. Diameternya sekitar 5cm. Yangko ini dijual seharga Rp 15 ribu per lonjor. Satu lonjor yangko rata-rata menghasilkan 15 sampai 20 potong yangko berbentuk lingkaran. Yangkomochi buatan Magelang ini teksturnya mirip mochi. Bagian luarnya berlumur tepung sagu untuk menjaganya tidak menempel satu sama lain.
Untuk menikmatinya, konsumen harus mengirisi sendiri. Saat diiris, tektur bagian dalamnya mulai nampak. Yakni berupa gulungan adonan tepung ketan yang kenyal dan seluruh sisi gulungannya terdapat kacang tanah cincang yang lezat. Saat digigit, rasanya memang seperti mochi. Bagian dalamnya terasa semu manis karena kacang tanahnya sudah dicampur dengan gula pasir.
Erykha Martyana (33) dan Suyati (30), sang pemilik Yangkomochi ini menjamin, keistimewaan oleh-oleh khas Magelang ini akan menggoyang lidah Anda. Dengan berat lonjoran rata-rata 600 gram, sedikitnya mereka memproduksi 75 sampai 100 lonjor setiap hari.
Apa keistimewaan yangkomochi ini dibandingkan yangko jenis lainnya? Suyati yang kebagian memproduksi yangko ini memiliki teknik khusus dalam memproduksi yangkonya. Ia masih mengandalkan tungku tradisional dari batu dengan bahan bakar kayu buah atau sabut kelapa untuk membuat adonan yangkonya.
Semua dibuat manual tanpa mesin atau mikser khusus. Kecepatan tangannya menjadi andalan utama saat mencampur tepung ketan ke dalam adonan air gula dan lelehan margarin. Suyati telaten mengaduknya dengan mengandalkan kekuatan tangan hingga tercampur sempurna, lalu ditambah garam dan sedikit bubuk vanili.
Adonan yangko lalu ditakar dengan mangkuk yang akan disebar rata di atas daun pisang yang sudah dipanaskan di atas dandang. Selama kurang lebih 10 menit, adonan kulit yangko matang dan siap ditaburi isiannya. Saat dilepaskan dari daun pisang, adonan kulit yangko terasa harum khas daun pisang.
Campuran isi yangko terdiri dari kacang tanah sangrai yang ditumbuk di dalam lumping batu yang dicampur dengan gula halus. Adonan isian lalu ditabur merata dan digulung dalam keadaan masih panas. Sepintas gaya menabur isinya ini mirip seperti penjual martabak manis.
Teknik menggulung yangko juga bukan perkara mudah. Karena setiap gulungan harus dipadatkan agar isi yangko bisa tidak berantakan. “Saat digulung, kulitnya dalam keadaan panas sehingga butuh ketelatenan dan kecekatan tangan,” ujar Erykha. Sejak dipasarkan November 2011, yangkomochi ini sudah dijual ke seluruh Indonesia seperti ke Jabodetabek, Batam, Irian, hingga Singapura dan Malaysia.
Yangkomochi Magelang
Desa Jetis, Kel. Tampir, Kec. Candimulyo Magelang, Jawa Tengah
081281927544
KOMENTAR