SajianSedap.com - Bisa bikin gorengan yang tidak berminyak pasti jadi impian banyak ibu.
Soalnya, gorengan yang kering itu terasa lebih sehat dan lebih enak dimakan.
Gorengan yang tidak berminyak juga tidak bikin sakit tenggorokan, lo.
Makanya, cari tahu yuk, 1 bahan murah di pasar yang bisa kurangi kadar minyak dalam gorengan.
Cuma pakai bahan rahasia dan trik berikut ini, minyak dalam gorengan bisa berkurang drastis.
Yuk, cari tahu supaya bisa beli di pasar besok.
Rugi besar kalau gak tahu.
Bahan Ini Bisa Kurangi Minyak di Gorengan
Bagaimana cara Anda memasak goreng-gorengan di rumah selama ini?
Sebagian dari kita biasanya hanya meniriskan gorengan dengan saringan biasa, kemudian langsung meletakannya di wadah.
Cara itu tidak salah, tapi kurang lengkap jika ingin minyak di gorengan tiris dengan sempurna.
Lalu, bagaimana cara yang tepat?
Pertama-tama, pastikan untuk mempunyai tisyu makan atau kertas merang di rumah.
Kedua barang yang bisa Anda dapatkan dengan murah tersebut sangat bermanfaat untuk proses meniriskan gorengan yang Anda buat.
Maka, jangan 'sayang' untuk selalu menyediakannya di rumah, terutama bagi Anda pecinta goreng-gorengan.
Jangan gunakan koran bekas seperti yang banyak orang lakukan selama ini.
Jika Anda termasuk yang punya kebiasaan tersebut, ganti alas penirisnya mulai sekarang.
Kertas merang lebih aman karena tidak ada tinta dan juga bisa menyerap minyak dengan baik.
Kita bisa menemukan kertas merang di toko yang menjual alat dan bahan kue.
Sementara jika mau menggunakan tisu makan, pastikan gunakan tisu yang permukaannya berbintil-bintil.
Pasalnya, bintilan tersebut yang akan jadi tempat penyimpanan minyak yang ditiriskan.
Jika sudah mengganti alas peniris, berikut ini langkah penting lainnya meniriskan gorengan setelah diangkat dari penggorengan:
1. Hentakkan saringan terlebih dahuu selama beberapa kali setelah mengangkat gorengan.
Jangan hanya sekali dua kali, tapi selama 20 detik hingga minyak sudah tidak menetes.
Jika Anda biasanya hanya mengangkatnya dengan saringan lalu menunggu sebentar dan langsung meletakkannya pada wadah, mulai sekarang ubah kebiasaan ini.
2. Jangan letakkan gorengan begitu saja.
Gorengan harus ditata dengan posisi berdiri supaya minyak cepat turun.
Dengan cara-cara mengurangi minyak di gorengan tersebut, kini gorengan yang Anda buat lebih bebas dari minyak.
Bahaya penggunaan minyak jelantah
Pemakaian minyak jelantah sampai tiga kali masih dapat ditoleransi dan dianggap baik, atau tidak membahayakan kesehatan manusia.
Perlu digarisbawahi, apabila lebih dari tiga kali atau warna minyak berubah menjadi kehitaman, maka minyak goreng sudah menunjukkan indikasi tidak baik atau harus dihindarkan.
Menurut penelitian dari Universidad de Costa Rica, Kosta Rika, Edmond K. Kabagambe dalam The Journal of Nutrition (2005), menuliskan minyak sawit mengandung sekitar 45,5 % asam lemak jenuh yang didominasi oleh asam lemak palmitat dan sekitar 54,1 % asam lemak tak jenuh yang didominasi oleh asam lemak oleat.
Sementara itu, angka asam lemak jenuh pada minyak jelantah atau minyak goreng bekas lebih tinggi dibandingkan angka asam lemak tidak jenuhnya, akibat reaksi hidrolisis dan oksidasi selama pemanasan saat digunakan untuk menggoreng.
Bahaya minyak jelantah yang dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi akan sangat berbahaya bagi tubuh, karena dapat memicu berbagai penyakit seperti jantung dan stroke.
Proses penggorengan pertama, minyak mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi.
Kadar asam lemak tidak jenuh akan semakin menurun seiring dengan seringnya minyak goreng dipakai berulang, sedangkan kadar asam lemak jenuhnya meningkat.
Minyak goreng yang dipakai lebih dari empat kali akan mengalami proses oksidasi, yang akan membentuk gugus peroksida dan monomer siklik.
Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan gugus peroksida dalam dosis besar dapat merangsang terjadinya kanker kolon.
Selain itu, bahaya minyak goreng bekas atau minyak jelantah untuk memasak ini juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan diare.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR